TEMPO.CO, Surabaya - Pria 55 tahun itu tertunduk lesu setelah nama anaknya, Erri Indra Kausar, tidak ada dalam daftar nama eks anggota Gafatar yang sudah berada di penampungan maupun yang akan tiba pada kloter-kloter berikutnya. Pria itu adalah Suharijono, warga yang tinggal di Kompleks TNI AL, Kenjeran, Surabaya.
Erri merupakan mahasiswa semester V Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang menghilang dari rumahnya karena diduga bergabung dengan Gafatar sejak 17 Agustus 2015. Mahasiswa ini terakhir terlacak di Pontianak.
Berbekal secarik kertas yang selalu dipegangnya ke mana-mana, ia mencoba mencari keliling kamar-kamar eks warga Gafatar untuk mencari informasi keberadaan anak kesayangannya itu. Bahkan ia mengaku akan terus mencari anaknya hingga ketemu. “Walaupun usaha dari pemerintah ini sudah selesai, tapi saya akan berusaha mencarinya sendiri,” kata Suharijono kepada Tempo di lokasi, Sabtu, 23 Januari 2016.
Baca juga: 1.300 Anggota Gafatar Dipulangkan ke Jawa dan Lampung
Selain itu, dia mengaku masih akan terus menunggu pergerakan dari aparat Kepolisian dan TNI yang mengurus sepenuhnya kepulangan eks anggota Gafatar dari Kalimantan Barat. Dia mengaku akan setiap hari ke posko penampungan sementara yang ada di Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur Jalan Margorejo, nomor 74. “Jadi sejauh ini memang ada laporan bahwa anak saya ketemu,” katanya.
Apabila anaknya tidak ikut pulang ke Surabaya, dia menduga anaknya itu sudah menyeberang ke Kuala Lumpur, Malaysia. Alasannya, Erri sudah berpengalaman mengunjungi negara tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, saat mengunjungi posko penampungan sementara tersebut mengatakan akan bekerja sama dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengembalikan pemikiran para eks warga Gafatar. “Tujuan utamanya supaya eks warga Gafatar ini bisa kembali lagi ke lingkungan masing-masing dan bisa diterima dengan baik,” tuturnya.
Baca juga: Gafatar Terbongkar, Ada Baiat Mushadeq sebagai Juru Selamat
MOHAMMAD SYARRAFAH