TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Dinas Sosial Lani Yulianingsih mengatakan psikologis mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara yang ditampung di Panti Sosial Bina Insan, Jakarta Timur dalam keadaan baik. Tidak ada tekanan, stress, maupun trauma. "Mungkin hanya lelah dan marah," kata dia di Panti Sosial Bina Insan, Minggu 24 Januari 2016.
Ia mengatakan kebanyakan dari mereka merasa kecewa dan marah karena tidak mengerti kenapa mereka dipulangkan. "Kebanyakan anak-anak remaja yang merasa seperti itu," kata Lani.
Untuk anak-anak, kata Lani, mereka terlihat gembira. Kemungkinan karena mereka masih belum sadar apa yang sedang terjadi. Anak-anak hanya butuh penyesuaian diri dengan lingkungan baru.
Sementara untuk orang dewasa, kondisi mereka secara psikis tidak ada masalah. Bahkan ia mengatakan orang-orang dewasa dalam kelompok ini tidak butuh pembinaan. Mereka, kata Lani, memiliki pola pikir dan pandangan yang matang.
Akibat pola pikir yang matang itu, kata Lani, sulit untuk mengubahnya. "Apa yang menurut kita benar belum tentu untuk mereka benar." Meski demikian, dinas sosial tetap mengupayakan pembinaan dengan konseling.
Lani mengatakan konseling dilakukan mulai jam 8 hingga malam. Tergantung kebutuhan. Cara pendekatannya pun beragam. Total psikolog yang menangani mereka adalah 23 orang.
Selain konseling, pembinaan dilakukan dengan mendatangkan Majelis Ulama Indonesia dan Kepala Badan Kebangsaan dan Politik. "Mungkin mulai besok, karena dua hari ini masih libur," kata psikolog Asta Devin Loriana.
Sejak hari Jumat, 23 Januari 2016, Panti Sosial Bina Insan menampung 118 mantan anggota Gafatar. Kepala Panti Sosial Bina Insan Harjanto mengatakan mereka akan dibina di sini hingga pemerintah menemukan solusi. Sampai kapan waktunya, ia menurut kepada pemerintah. "Kami di sini hanya memfasilitasi dan mendampingi. Mau sampai kapan, itu terserah pemerintah," kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI