TEMPO.CO, Madiun - Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, bakal menjemput sejumlah warganya yang tercatat sebagai eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang telah tiba di Surabaya dari Kalimantan Barat.
"Kami akan menjemput mereka yang sudah tiba Balai Transito Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jawa Timur," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kabupaten Madiun Agus Budi Wahyono, Minggu, 24 Januari 2016.
Hingga Minggu siang, menurut dia, jumlah warga Kabupaten Madiun yang bergabung dengan Gafatar teridentifikasi sebanyak tujuh orang. Jumlah tersebut diprediksi bertambah. Sebab, berdasarkan koordinasi dengan petugas Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ada tujuh orang lagi yang beralamat di Madiun.
"Mereka warga Kabupaten Madiun atau Kota Madiun, kami belum bisa mendeteksi. Saat penjemputan nanti dan tiba di Surabaya, akan kami data ulang," ucap Agus.
Petugas penjemput hanya membawa satu mobil tanpa pengawalan polisi. Setelah dibawa ke Madiun, mereka akan lebih dulu singgah di kantor Pemerintah Kabupaten Madiun. Sebab, ujar dia, Bupati Madiun Muhtarom berniat bertemu dan berdialog dengan para eks anggota Gafatar pada Senin besok.
"Para eks anggota Gafatar akan diberi bantuan paket sembako (sembilan bahan pokok), seperti beras, gula pasir, mi instan, dan minyak goreng," tuturnya.
Untuk menjamin keselamatannya selama di tengah masyarakat, eks anggota Gafatar juga diberi perlindungan dari gangguan orang-orang yang tidak suka. "Kami berharap warga lain bisa menerima, karena mereka hanyalah korban," kata Agus.
Kepala Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, Tri Widodo, menyatakan empat dari tujuh eks anggota Gafatar asal Madiun merupakan warganya. Tri mengaku telah memberikan pemahaman kepada warga untuk tidak membenci mereka. "Di desa kami tidak ada masalah. Warga sudah bersedia menerima."
NOFIKA DIAN NUGROHO