TEMPO.CO, Bandung - Pemilihan langsung Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung 2016-2020 lewat Internet pada Sabtu, 23 Januari 2016, sempat bermasalah. Ada pemilih terdaftar yang gagal masuk atau ditolak sistem. Beberapa alumnus pun mempertanyakan hasil pemilihan.
Ketua Kongres Nasional IX Ikatan Alumni ITB Hendry Harmen mengatakan proses pemilihan Ketua Ikatan Alumni ITB kali ini mencapai babak baru, yakni dengan layanan remote voting. Pemilih bisa menyampaikan dukungan suaranya kepada kandidat lewat Internet atau I-Vote. “Bisa jadi contoh oleh lembaga lain atau Indonesia, memadukan demokrasi dan teknologi,” katanya kepada Tempo, Ahad, 24 Januari 2016.
I-Vote disediakan bagi alumnus yang kesulitan menjangkau tempat pemungutan suara. Panitia menyiapkan 34 lokasi pemungutan suara di Indonesia dan 5 tempat lainnya di luar negeri, yakni Qatar, Uni Emirat Arab, Malaysia, Singapura, dan Australia barat. Sekitar 80 persen pemilih, kata Hendry, menggunakan I-Vote, selebihnya datang ke tempat pemungutan suara.
Total alumnus yang mendaftar pemilihan sejak dua bulan lalu hingga menjelang waktu pemilihan tercatat 14.609 orang. Adapun jumlah alumnus yang tercatat dalam basis data Ikatan Alumni ITB sekitar 50 ribu hingga 2011, dari sekitar 94 ribu total alumnus ITB sejak 1949. Dari hasil penghitungan suara, pemenang sementara pemilihan tersebut adalah kandidat nomor 1, Ridwan Djamaluddin.
Disebut pemenang sementara karena panitia harus membuka kesempatan selama sepekan kepada para pihak yang merasa keberatan atau menggugat hasil pemilihan. Menurut Hendry, panitia siap membentuk Mahkamah Alumni, yang berisikan sembilan anggota dari panitia pemilihan dan utusan para calon ketua. “Sistem baru itu ada masalah teknis. Kalau ada keberatan (hasil pemilihan) akan diputuskan dalam waktu tiga hari setelah seminggu masa pengajuan keberatan,” ujarnya.
Masalah I-Vote, menurut Kepala Bidang Pemilihan Umum Ikatan Alumni ITB Didik Fotunadi, bukan karena server website ambruk ketika dipakai, sehingga ada yang sulit mendapatkan akses untuk memilih. “Ketika dibuka, I-Vote langsung diserbu banyak orang sehingga melambat,” katanya. Pemilihan itu dimulai sekitar pukul 12.15 WIB atau mundur dari rencana semula, yakni pukul 08.30, karena harus menunggu rangkaian acara kongres Ikatan Alumni di kampus ITB.
Didik mengatakan sejumlah alumnus yang datang ke tempat pemungutan suara sejak pagi akhirnya memilih cara I-Vote karena beragam alasan, seperti lelah menunggu dimulainya pemilihan dan ada acara di tempat lain. “Saya mohon maaf kepada mereka, I-Vote baru lancar lagi ketika sore,” ucapnya. Soal pemilih yang gagal menggunakan hak suaranya akibat masalah tersebut, panitia belum mendapatkan konfirmasi tentang jumlahnya.
ANWAR SISWADI