Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siap Jadi Transmigran, Gafatar Mau Kembali ke Kalimantan  

image-gnews
Sejumlah warga eks-Gafatar tiba di terminal keberangkatan di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, 22 Januari 2016. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah warga eks-Gafatar tiba di terminal keberangkatan di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, 22 Januari 2016. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) protes dengan kebijakan TNI dan Polri yang memulangkan paksa mereka ke kampung halaman dari Kalimantan Barat.

"Ini benar-benar melanggar hak asasi manusia. Seharusnya yang ditangkap itu koruptor. Masak, petani dibikin seperti tawanan,” kata Dae, 23 tahun, warga Buton, pada Minggu dinihari, 24 Januari 2016.

Anggota Gafatar yang mengaku mahasiswa Institut Kesenian Jakarta ini tinggal di rumah kontrakan di Kabupaten Bengkayang. Sehari-hari, dia bekerja sebagai penjual lukisan yang keuntungannya dipakai membeli bibit tanaman untuk pertanian.

Dae menyaksikan ribuan kawan-kawannya di beberapa kabupaten di Kalimantan Barat dipulangkan paksa oleh anggota TNI dan Polri. Padahal, ucap dia, anggota Gafatar di Indonesia siap membangun ketahanan pangan.

Menurut Dae, media massa berlaku tidak adil kepada anggota Gafatar. “Kekhawatiran yang tidak mendasar menyebabkan pengusiran. Padahal kami tidak mempengaruhi orang lain,” tuturnya.

Dae menjelaskan, para anggota Gafatar pasti akan kembali, sekalipun harus mengikuti program transmigrasi sesuai dengan keinginan pemerintah. “Ini soal kuat-kuatan saja. Semua warga sudah komitmen bertani. Kami pasti kembali,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Endang, asal Sleman yang ‘hijrah’ menjadi petani bersama anak, menantu, dan cucunya, juga menyatakan rasa keheranannya. “Apa polisi bisa menangkap siapa yang melakukan pembakaran rumah kami? Barang-barang kami dibakar. Itu kan tindak kejahatan,” ucapnya.

Endang bermukim di Moton Panjang dan bekerja sebagai pembuat pupuk yang dibeli warga setempat. Soal keyakinan, baik Dae maupun Endang mengaku menganut kepercayaan.

Dae penganut Karaeng, sedangkan Endang mengaku Kejawen. Adapun Sutrisna dari Tangerang, mengaku penganut Sunda Wiwitan. “Agama leluhur,” ucapnya.

Mereka terpaksa mencantumkan salah satu agama yang diakui di Indonesia dalam kartu identitasnya. “Orang yang ada agama belum tentu beribadah toh?” ujarnya. Hal yang paling penting, ucap mereka, adalah berbuat baik di masyarakat.

ASEANTY PAHLEVI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

23 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.


Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

40 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.


5 Kuliner Khas Pontianak

27 Oktober 2023

Ilustrasi Pengkang (kuliner Pontianak). shutterstock.com
5 Kuliner Khas Pontianak

Berikut beberapa kuliner khas kota Pontianak yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi kota ini


Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

23 Oktober 2023

Kapal wisata Tepian Senghie berlayar di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa, 14 Maret 2023. Pemerintah Kota Pontianak meresmikan pengoperasian Kapal Wisata Tepian Senghie milik warga setempat Ridwan yang sedianya akan digunakan sebagai sarana transportasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menyusuri keindahan Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

Sejarah Kota Pontianak merentang sekitar 3 abad silam, dan dalam sejarahnya, kota ini dikenal dengan nama Pinyin (Kundian) oleh etnis Tionghoa.


Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

8 September 2023

Umat Muslim yang akan menunaikan ibadah Salat Idul Adha berjalan di tepian Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad, 11 Agustus 2019. ANTARA/Jessica Helena Wuysan
Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Kalimantan Barat Syarif Usmulyono mengatakan kualitas udara di Kota Pontianak berangsur membaik.


KPU Kalbar Tetapkan DPT Pemilu 2024, Masih Ada Masalah Soal Status Warga Perum IV

28 Juni 2023

Ketua KPU Kalbar, Muhammad Syarifuddin Budi. (ANTARA/HO-KPU Kalbar)
KPU Kalbar Tetapkan DPT Pemilu 2024, Masih Ada Masalah Soal Status Warga Perum IV

Rapat penetapan DPT Pemilu 2024 KPU Kalbar diwarnai protes dari Bawaslu soal nasib warga Perum IV yang tak juga kelar.


Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

26 Juni 2023

Panji Gumilang dan Ahmad Musadeq. ANTARA
Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya

Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?


Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

26 Juni 2023

Ahmad Musadeq (tengah) saat istirahat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 10 Maret 2008. Musadeq didakwa menodai agama Islam karena mengaku sebagai nabi melalui ajarannya Al Qiyadah Al Islamiyah. ANTARA/Ujang Zaelani
Hubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq

Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?


Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Sampul majalah Tempo edisi 5-11 November 2007 tentang Ahmad Mushadeq dan gerakan Alqiyadah, yang difatwa sesat MUI. Nama Musadeq disebut-sebut berada di belakang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dok. TEMPO
Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.