TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan salah satu pentolan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari Indonesia, Bahrumsyah, diketahui mengirim dana sebanyak Rp 1 miliar untuk kelompok radikal di Indonesia. Dana tersebut dikirim melalui AF alias H secara bertahap.
"Terdeteksi beberapa kali pengiriman pada 2015," kata dia di Ruang Rapat Utama Markas Besar Polri, Jumat, 22 Januari 2016.
AF alias H berperan mengumpulkan sembilan senjata api. Dua diantaranya merupakan senjata organik, sisanya rakitan. Namun, hingga saat ini, H belum mendapatkan peluru untuk sembilan senjata api tersebut. "Ke depan, dia akan melakukan amaliyah (teror). Tapi, belum diketahui sasarannya dan waktunya," ujar Badrodin.
Badrodin menambahkan Bahrumsyah juga menjadi penyokong dana untuk teror bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Namun, ia belum dapat menyebutkan berapa jumlah pasti dana yang dikirim Bahrumsyah untuk teror di Thamrin itu. Selain itu, dana tersebut dikirim untuk mendukung kegiatan Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso."Dia memang leader, sayap militer di Suriah," ujarnya.
Detasemen Khusus 88 Anti Teror telah menangkap lima terduga teroris lainnya yang berafiliasi dengan H. Di antaranya SF alias C alias MM, S alias STM alias GD, B alias AM, AFB alias U, dan MFS alias F. Mereka ditangkap di Bekasi dan Balikpapan.
Densus juga menangkap enam terduga teroris yang diduga terlibat langsung dengan teror bom Sarinah. Mereka berinisial DS alias YY alias IA, AA alias AIS, C alias D, J alias JJ, AM alias LL, dan A alias AB. Selain menangkap terduga teroris, Densus juga meminjam lima narapidana dari lembaga permasyarakatan Tangerang dan satu dari Nusakambangan.
Terduga teroris berinisial AP alias A, EBN alias E, Z alias ZN, W alias HN, dan QM dari lapas Tangerang. Sedangkan, SA alias B dari lapas Nusakambangan. "Totalnya 18, mereka semua sudah ditetapkan tersangka," tutur Badrodin.
DEWI SUCI RAHAYU