TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ada tiga pentolan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berasal dari Indonesia. Di antaranya Bahrumsyah, Bahrun Naim, dan Abu Jandal.
"Pertama yakni Bahrumsyah. Dia jadi leader atau sayap militer di Suriah," kata dia di ruang rapat utama Markas Besar Polri, Jumat, 22 Januari 2016.
Bahrumsyah, kata dia, berperan sebagai penyokong dana dalam teror bom di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari lalu. Pentolan yang menduduki posisi kedua yakni Bahrun Naim. Sejak awal, namanya disebut-sebut sebagai dalang teror bom di Thamrin.
Menurut Badrodin, Bahrun memang dikenal sebagai ahli propaganda serta informasi dan teknologi. "Bahrun ini yang aktif komunikasi dengan simpatisan ISIS di Indonesia," ujarnya.
Pentolan ketiga yakni Abu Jandal alias Al Baghdadi. Mereka, kata Badrodin, sama-sama mempunyai jaringan berupa sel-sel kecil yang saling tidak mengetahui satu sama lain. Sehingga, bila satu jaringan terbongkar, maka jaringan lainnya tidak akan terlibat. "Jadi, jaringannya terputus kalau ada salah satu yang terbongkar. Strateginya begitu," katanya.
Hingga saat ini, polri telah menangkap 12 orang terduga teroris. Sebanyak enam di antaranya terbukti terkait dengan teror bom Sarinah. Mereka berperan membantu menyiapkan peralatan teror. Di antaranya berinisial DS alias YY, AH alias AI, C alias D, AM alias LL, F alias AZ, dan J. Mereka ditangkap di Tegal, Cirebon, dan Indramayu.
Selain itu, polisi juga meminjam lima terpidana teroris dari lembaga pemasyarakatan Tangerang dan satu dari lapas Tangerang. "Jadi, totalnya ada 18 orang. Mereka sudah bisa ditetapkan sebagai tersangka, meskipun enam di antaranya termasuk napi," ujar Badrodin.
DEWI SUCI RAHAYU
Video Terkait: