TEMPO.CO, Jakarta - Pembakaran permukiman warga anggota Gafatar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, menyebabkan ratusan warga eks Gafatar di Kabupaten Kubu Raya mengungsi, meninggalkan permukiman mereka. Ratusan warga itu dievakuasi pasukan Kompi B Batalion Infanteri 645/WNS.
“Evakuasi dilakukan berdasarkan hasil rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, terhadap keberadaan warga eks Gafatar di Desa Limbung dan Desa Rasau Jaya,” ungkap Kolonel Infanteri Jacky Ariestanto, Komandan Daerah Distrik Militer 1207 Pontianak. Evakuasi dilakukan dalam dua gelombang dan dibantu personel Polri, Satpol PP, dan kendaraan pemerintah daerah Kubu Raya.
Gelombang pertama dari Desa Limbung berhasil mengevakuasi 205 warga, dan proses evakuasi warga eks Gafatar dari Desa Rasau Jaya masih berlangsung hingga malam hari ini.
Baca juga: HEBOH GAFATAR, 3 Ajaran Inilah yang Dianggap Menyimpang
Dengan tambahan pengungsi ini, jumlah warga Gafatar di Perbekalan dan Angkutan Kodam XII Tanjungpura terdata 1.124 jiwa. Mereka berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DKI Jakarta. Warga yang dievakuasi berasal dari permukiman Gafatar di Desa Pangsuma Moton Panjang, Desa Pasiran, dan Desa Sejegi, Kabupaten Mempawah.
Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Numsuan Madsun mengatakan warga yang dievakuasi terdiri atas 318 kepala keluarga, yakni 370 laki-laki, 312 perempuan, dan 437 anak-anak.
Baca juga: Gubernur Kalbar Pastikan Warga Eks Anggota Gafatar Aman
Kamis, 21 Januari 2016, warga Gafatar akan dievakuasi melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, dengan kapal dari TNI AU. “Saat ini keberadaan kapal masih di Armabar menunggu proses administrasi,” katanya.
ASEANTY PAHLEVI