TEMPO.CO, Mojokerto - Banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Mojokerto meluas hingga ke 12 desa/kelurahan di tiga kecamatan. Sebanyak 12 desa/kelurahan itu adalah Kelurahan Meri, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto; delapan desa di Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto; dan tiga desa di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. “Banjir berasal dari luapan Sungai Ketintang yang melintasi Kecamatan Puri dan Mojoanyar,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi, Jumat, 22 Januari 2016.
Delapan desa di Kecamatan Puri yang terdampak banjir yaitu Ketomasdungus, Puri, Brayung, Medali, Sumbergirang, Tambakagung, Sumolawang, dan Kenanten. Sedangkan tiga desa di Kecamatan Mojoanyar yang terkena banjir adalah Jabon, Gayaman, dan Gebangmalang.
Tanto berujar, ketinggian air bervariasi, mulai 30 sentimeter hingga 1,4 meter. “Yang paling parah di Desa Kenanten dan Gebangmalang dengan ketinggian air sekitar 1,4 meter,” ucapnya. Akibat bencana ini, puluhan warga terpaksa mengungsi.
“Ada yang mengungsi ke balai desa, seperti di Balai Desa Gayaman,” ujarnya. BPBD setempat telah memberikan bantuan kepada pengungsi, terutama bantuan makanan dan pakaian.
Banjir terjadi sejak Kamis malam kemarin. Hingga Jumat pagi ini, air berangsur surut. “Ketinggian air sudah turun, tinggal di beberapa desa atau dusun, seperti di Sumolawang, Kenanten, Gayaman, dan Gebangmalang.”
Baca Juga: Jalan Utama Surabaya-Mojokerto Terendam Banjir
Banjir sempat menghambat arus lalu lintas antarkota di Jalan By Pass Mojokerto yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang. Ruas jalan sepanjang 3 kilometer di jalan nasional itu terendam air dengan ketinggian hingga 70 sentimeter.
“Air sudah surut dan arus lalu lintas kembali normal,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto. Semalam, arus lalu lintas sempat dialihkan ke sejumlah jalan alternatif, baik dari arah Surabaya, Pasuruan, maupun Jombang.
ISHOMUDDIN