TEMPO.CO, Mojokerto - Jalan bypass Mojokerto, yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto serta Jombang, terendam banjir, sejak Kamis malam hingga Jumat dinihari, 21-22 Januari 2016. Jalan nasional sepanjang sekitar 3 kilometer itu terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, dari 20 sentimeter hingga 70 sentimeter. Akibatnya, terjadi antrean panjang kendaraan dari arah Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Jombang.
Banjir berasal dari luapan Sungai Sadar yang debetnya meningkat akibat hujan deras sejak Kamis sore hingga malam. Kemacetan di jalan bypass paling parah terjadi tepat di simpang lima pos polisi Kenanten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Sejumlah kendaraan roda dua yang memaksa melewati jalan yang terendam air mogok. Untuk mengurai kemacetan, aparat Kepolisian Resor Mojokerto bersama Kepolisian Resor Mojokerto Kota mengalihkan arus lalu lintas.
Arus kendaraan dari arah Pasuruan atau Mojosari dialihkan di pertigaan Bangsal melalui Mojoanyar sampai tembus ke Kota Mojokerto. Sedangkan kendaraan dari arah Jombang dialihkan melalui pertigaan Jampirogo sampai Kota Mojokerto.
“Untuk kendaraan besar dari Surabaya ke Jombang masih bisa melalui jalan bypass. Sedangkan untuk kendaraan ukuran sedang dan kecil, kami alihkan ke jalur alternatif,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Budhi Herdi Susianto, yang berada di lokasi banjir, Kamis malam. Petugas kepolisian juga menyiapkan mobil derek untuk mengantisipasi kendaraan roda empat yang mogok.
Selain merendam jalur utama Surabaya-Mojokerto, banjir melanda ratusan rumah di empat kelurahan/desa di Kota dan Kabupaten Mojokerto, antara lain Kelurahan Meri di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, serta Desa Kenanten, Gayaman, dan Jabon di Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Ketinggian air bervariasi, 0,5-1,5 meter. “Selain merendam jalan, air masuk rumah, tapi belum ada warga yang mengungsi,” kata salah seorang warga, Yuli.
ISHOMUDDIN