TEMPO.CO, Lamongan - Jumlah pengikut anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, diperkirakan bertambah. Sebelumnya tercatat tujuh orang, kemudian ada tambahan sembilan orang. Total menjadi 16 orang.
Data terbaru dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Lamongan menyebutkan nama-nama yang berasal dari Lamongan adalah Siti Rokayah, 32 tahun; Rendra, 31 tahun; Sulaksono, 33 tahun; Neni, 33 tahun; Arfan, 7 tahun; Revalino, 5 tahun; Aofan, 28 tahun; Anisa Yana, 23 tahun; dan Andini, 2 tahun.
Untuk alamatnya, hingga kini pihak Bakesbangpol Lamongan masih koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. ”Masih pendalaman identitas,” ujar Kepala Bakesbangpol Lamongan Sujito kepada Tempo, Kamis, 21 Januari 2016.
Sedangkan tujuh orang sebelumnya yang sudah menghilang dari kampungnya adalah Suudi bersama istrinya, Nur Aisyah, berikut lima anaknya. Masing-masing M. Dani, 16 tahun; Wahyu, 12 tahun; dua anak kembar: Mahesa dan Mahesi, 6 tahun; serta bayi laki-laki usia 3 bulan.
Keluarga ini menempati rumah kontrakan di Dusun Keset Desa Sidorejo, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan. Keluarga Suudi melaporkan ke Kepolisian Resor Lamongan, Rabu, 13 Januari 2016, dan diduga ikut bergabung Gafatar.
Namun, menurut Sujito, terkait dengan nama Suudi, pihaknya hingga kini belum mendapatkan data. Pemerintah Lamongan tetap berupaya berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, terutama Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya.
Menurut Sujito, kabar yang diperoleh dari Kalimantan Barat soal pemulangan anggota Gafatar asal Jawa Timur sebanyak 194 jiwa diberangkatkan pada hari ini, Jumat, 22 Januari 2016.
”Kami tetap akan menjemput di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang,” ujar Sujito.
Kepala Satuan Intelijen Kepolisian Resort Lamongan Aris Wahyudi mengatakan kepolisian juga masih berkoordinasi dengan pemerintah Lamongan.”Ya, kami koordinasi,” ujar Aris.
Pemerintah Lamongan, Jawa Timur, akan menjemput dan memfasilitasi pemulangan warganya yang bergabung dengan Gafatar. Namun dengan catatan mereka harus insaf. Hal serupa juga dilakukan pemerintah Lamongan saat memfasilitasi pemulangan 10 anggota keluarga di Paciran, Lamongan, yang ikut bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), awal April 2015.
Penjabat Bupati Lamongan, Wahid Wahyudi, Kepala Kepolisian Resort Ajun Komisaris Besar Polisi Trisno Rahmadi, dan Kepala Kodim menggelar rapat pada Rabu, 20 Januari 2016. Mereka membahas perkembangan penyebaran Gafatar di Lamongan serta kasus pembakaran rumah anggota Gafatar di Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa, 19 Januari 2016. Warga Lamongan diupayakan pulang dan kembali ke masyarakat.
SUJATMIKO