TEMPO.CO, Pontianak - Komisi Perlindungan Anak Daerah Kalimantan Barat berupaya menghilangkan trauma pada jiwa anak-anak eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di penampungan Perbekalan dan Angkutan Komando Daerah Militer XII Tanjungpura dengan hiburan badut dan sulap.
Komisi Perlindungan Anak khawatir psikologi anak-anak tersebut terganggu setelah permukiman Gafatar di Kabupaten Mempawah dibumihanguskan oleh warga setempat. "Kami berharap upaya ini bisa menghilangkan trauma dan menghibur anak-anak di kamp penampungan," ujar Anggota Komisi Perlindungan Anak Kalimantan Barat Alik R. Rosyad, Kamis 21 Januari 2016.
Baca Juga:
Hiburan badut dan sulap tersebut diadakan bekerjasama dengan Komunitas Magic Kalimantan Barat, Dompet Umat dan Cosplay Community. "Saat ini kita tengah menjajaki komunitas dogeng agar dapat bergabung," katanya.
Di hari kedua di penampungan, para eks Gafatar tampak tengah menjemur pakaian mereka yang basah. Sepanjang evakuasi dan hari pertama, hujan deras mengguyur Kota Pontianak. Aktivitas warga eks Gafatar menjadi terbatas. Tapi tidak sedikit anak-anak eks Gafatar yang bermain di tengah derasnya hujan.
Badut yang mengenakan kostum layaknya tokoh serial Ipin dan Upin disambut gembira oleh anak-anak. Mereka berebut menyalami badut-badut tersebut. Tak sedikit yang hanya melihat dari kejauhan lantaran takut. "Badut, badut sini," ujar anak-anak yang berada di seberang penampungan.
Kodam XII Tanjungpura menampung sekitar 1.500 warga eks Gafatar dari Mempawah. Selain menempati barak prajurit, warga eks Gafatar juga menempati tenda-tenda dan tidur di areal parkir kendaraan TNI Angkatan Darat.
ASEANTY PAHLEVI