TEMPO.CO, Probolinggo - Gunung Bromo dilaporkan mengalami gempa letusan sampai 110 kali lebih dalam 12 jam terakhir, Kamis pagi, 21 Januari 2016. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan kegempaan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo sejak Rabu malam kemarin hingga Kamis pagi ini.
Data kegempaan yang diperoleh Tempo, yang bersumber dari Pos PGA Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, menunjukkan lonjakan tajam jumlah gempa letusan Gunung Bromo. Hasil pengamatan Kamis dinihari tadi hingga pukul 06.00 WIB menunjukkan, tremor menerus dengan amplitudo maksimum 2-17 milimeter dominan 4 milimeter. Terjadi 62 kali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 16-36 milimeter dan lama gempa 10-53 detik.
Tercatat sekali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimum 27 milimeter dan dalam gempa 10,73 detik. Asap putih, kelabu sedang, hingga tebal dengan kekuatan tekanan sedang hingga kuat tampak setinggi 1.800 meter atau 4.129 meter di atas permukaan laut. Terdengar suara dentuman dan gemuruh sedang dari kawah. Terlihat juga sinar api sesekali dari kawah Bromo.
Dibandingkan dengan pengamatan dua kali enam jam sebelumnya, terjadi lonjakan cukup tajam dalam aktivitas vulkanis Bromo. Pengamatan seismik Rabu kemarin, 20 Januari 2016, pukul 18.00-24.00 WIB, tremor menerus dengan amplitudo maksimum 2-24 milimeter dominan 4 milimeter. Terjadi 48 kali gempa letusan. Lama gempa 14-44 detik dengan amplitudo maksimum 15-35 milimeter.
Tercatat pula ada gempa tektonik lokal dan tektonik jauh. Gempa tektonik lokal terjadi empat kali dan lama gempa 32-52 detik dengan amplitudo maksimum 12-31 milimeter. Terjadi empat kali gempa tektonik jauh dan lama gempa 52-69 detik dengan amplitudo maksimum 25-35 milimeter. Belum ada keterangan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung ihwal lonjakan tajam aktivitas vulkanis Bromo ini.
Status aktivitas Bromo hingga Kamis pagi masih tetap di level III atau siaga. Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Edi Prasojo mengatakan fase erupsi strombolian Gunung Bromo mulai terjadi. "Sudah terjadi lontaran material di dalam kawah Bromo. Bahkan sudah ada lontaran yang sampai ke luar kawah," kata Edi saat dihubungi Tempo. Menurut Edi, seperti erupsi yang terjadi sebelum-sebelumnya, erupsi yang terjadi di Gunung Bromo selama hampir 2 bulan terakhir ini melalui beberapa fase.
"Saat ini sudah memasuki fase strombolian," katanya. Dia juga mengatakan abu vulkanik yang keluar dari kawah Bromo mulai menghitam. Hal tersebut menandakan kalau material vulkanis, yang keluar dari kawah, semakin banyak. "Material yang keluar makin banyak," kata Edi. Dia mengatakan pengamatan secara visual serta kegempaan menunjukkan kalau aktivitas vulkanis Bromo masih tinggi.
Gempa tremor yang teramati juga masih tinggi. "Tremor masih menerus," katanya. Kendati demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga dengan jarak radius aman 3 kilometer dari puncak kawah.
DAVID PRIYASIDHARTA