TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan tidak semua masyarakat tahu ketika mereka beraliansi dengan sebuah lembaga, salah satunya Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar.
“Saya khawatir anggota Gafatar tidak tahu secara persis dia sebetulnya diajak beraliansi dengan lembaga apa,” ujar Khofifah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.
Karena itu, menurut Khofifah, langkah preventif dan persuasif perlu dilakukan pemerintah untuk menangani anggota atau mantan anggota Gafatar. "Mempersuasi mereka jadi penting supaya kita tidak mudah menjatuhkan punishment (hukuman)," katanya.
Khofifah mengatakan pemerintah perlu membangun keseimbangan dinamis ketika terjadi kontraksi dan konflik sosial di masyarakat. "Ketika terjadi kontraksi sosial, lini paling bawah yang harus melakukan proses tersebut. Itulah yang sekarang sedang diinisiasi oleh Kemensos," ujarnya.
Baca: Istana Kecewa Mantan Anggota Gafatar Dianiaya
Pada 2015, menurut Khofifah, Kementeriannya telah memformat proses keseimbangan dinamis tersebut di 2.000 desa. Format tersebut, kata dia, berbentuk format keserasian sosial berbasis desa. "Kami akan coba proses revitalisasi, sejauh mana ketahanan sosial bisa dibangun oleh forum keserasian sosial yang berbasis desa ini," tuturnya.
Khofifah pun mengatakan Kemensos melibatkan Dinas Sosial di kabupaten/kota serta provinsi untuk memetakan daerah-daerah yang berpotensi terjadi ketidakharmonisan di masyarakat. "Itulah yang mendapat prioritas program keserasian sosial," ujar Khofifah.
Baca: Rumah Dibakar, Ratusan Mantan Gafatar Diungsikan ke Kodam
ANGELINA ANJAR SAWITRI