TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memastikan gerakan radikal ISIS ada di balik rangkaian serangan bom di Jalan M.H. Thamrin pada 14 Januari 2016. "Karena kami mendapat keterangan dari jaringan mereka yang kami bekuk pada Desember tahun lalu," ujar salahsatu petinggi polisi yang terlibat dalam penyidikan aksi teror tersebut, Rabu 20 Januari 2016.
Keterangan mereka, kata perwira ini, dilengkapi data dan pesan telegram yang disita selama penangkapan. "Ada juga tulisan tangan dan sketsa yang berisi rencana penyerangan di akhir tahun."
Sumber ini menjelaskan, hasil pemeriksaan terhadap jaringan terduga teroris itu mendapati Bahrun Naim, yang disebut-sebut sebagai otak teror Thamrin, menemukan bahwa dia sempat mengirim pesan telegram berisi rencana operasi. "Rencana itu tadinya akan dikoordinasi oleh Arif Hidayatullah dan Nurohman, tapi Arif berhasil ditangkap di Bekasi pada Desember 2015."
Pesan yang dikirim pada November 2015 itu disebar atas nama Abu Aisyah, yang belakangan diketahui nama alias dari Bahrun Naim. "Tercantum lengkap isi rencana, seperti apa saja yang harus dibeli untuk merakit bom, merakitnya seperti apa, panduan kerjanya, macam-macam," kata perwira ini. Langkah-langkah rencana operasi terorisme, dalam pesan itu disebut sebagai “tindakan amaliah”.
Dari kesaksian terduga teroris, Arif Hidayatullah, yang berhasil dibekuk polisi pada Desember 2015, arahan operasi “amaliah” tersebut ditujukan ke banyak pihak. "Arif bilang pesan itu bukan hanya untuk dia, masih banyak yang juga menerima pesan itu," ujar sumber ini.
YOHANES PASKALIS
Catatan Koreksi: Pada Kamis 21 Januari 2016, pukul 23.11 WIB, redaksi mengubah berita ini untuk menghormati kesepakatan dengan narasumber yang tidak bersedia namanya disebutkan. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.
Video Terkait:
Bom Sarinah, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab oleh tempovideochannel