TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan Bali aman dari ancaman teror lanjutan pascaserangan dan bom di bilangan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. "Kami sudah menyelidiki dan semua (ancaman) tidak benar," kata Badrodin di kantornya, Rabu, 20 Januari 2016.
Badrodin meminta masyarakat Bali tenang dan tak terpancing isu. Menurut dia, Polri akan mengantisipasi ancaman teror. "Kami belum deteksi ancaman semacam itu," ujarnya.
Situasi di kawasan Bali Utara digemparkan oleh surat berisi ancaman bom yang dikirim ke Kantor Camat Buleleng, Jalan Kartini, Singaraja, Bali, Senin, 18 Januari 2016. Surat itu berisi pemberitahuan bahwa anggota jaringan teror bom Sarinah sudah berada di Singaraja dan Denpasar. Surat itu menyebutkan akan menyerang pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat wisata.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Buleleng Ajun Komisaris Besar Harry Haryadi mengatakan adanya surat itu bermula pada pukul 08.30 Wita ketika sopir Camat Buleleng sedang duduk di parkiran kantor. Saat itu, kata Harry, tiba-tiba datang seseorang pria tidak dikenal mengendarai sepeda motor, helm tertutup, mengenakan jaket warna hitam, dan masuk halaman parkir.
“Orang tak dikenal itu menanyakan ke sopir Pak Camat. ‘Apa benar di sini kantor Camat? Saya mau antar surat’,” kata AKBP Harry menirukan suara pria tak dikenal itu kepada Tempo, Senin, 18 Januari 2016.
Harry menjelaskan, saat itu sopir tersebut menjawab dan mempersilakannya bertemu dengan petugas kantor Camat Buleleng untuk memberikan surat. “Surat tersebut disimpan dalam amplop putih yang dibungkus kantong plastik warna hitam. Setelah memberikan surat, orang tak dikenal itu langsung meninggalkan kantor camat,” ujarnya.
Ia berujar, petugas yang menerima sempat membuka surat tersebut sebelum diberikan ke Camat Buleleng. Saat itu, petugas langsung terkejut karena isi surat tersebut berisi ancaman bom.
“Saat itu ada petugas Bhabinkamtibmas yang mengetahui, kemudian segera membawa surat tersebut ke Polres Buleleng. Saat ini kami sudah memeriksa tiga orang saksi, yakni petugas kantor camat yang menerima surat, Pak Camat, dan sopir,” katanya.
BRAM | INDRA WIJAYA