TEMPO.CO, Semarang - Kepolisian Daerah Jawa Tengah memperkirakan terdapat sekitar 1.500 anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang akan tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, pada Rabu, 27 Januari 2016. Kepolisian meminta kepada masyarakat untuk tidak mengganggu para anggota Gafatar tersebut sekembalinya mereka dari Kalimantan Barat.
“Jangan ada yang menganggu (anggota Gafatar) di rumah sendiri tak ada yang ganggu,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Aloysius Liliek Darmanto saat jumpa pers di kantornya, Rabu petang, 20 Januari 2016.
Liliek menjamin aparat kepolisian akan mengawal para anggota Gafatar hingga ke rumahnya masing-masing. Dari 1.500 anggota Gafatar yang tiba Tanjung Emas, Semarang, terbanyak berasal dari Solo dan Yogyakarta.
Menurut Liliek, mereka akan diangkut dengan tiga unit kapal TNI dari Jakarta dan diperkirakan merapat di Pontianak pada Minggu, 24 Januari 2015, kemudian berlayar ke Semarang dan diperkirakan sampai Rabu, 27 Januari 2016.
Persiapan jaminan keamanan dari kepolisian itu dilakukan saat rapat teknis pengamanan sektoral dengan Pemerintah Kota Semarang, TNI, Bea-Cukai, dan Badan Kesatuan Bangsa pada Kamis, 21 Januari 2016.
Liliek memastikan tak ada proses karantina bagi anggota Gafatar yang telah kembali ke Jawa, karena diyakini mereka ingin cepat kembali ke rumah masing-masing. Ia tak memungkiri kemungkinan di antara 1.500 anggota Gafatar yang kembali lewat Tanjung Emas, Semarang, itu ada nama yang dilaporkan hilang. “Keluarga yang mau ambil di Tanjung Emas tak dipersulit,” katanya.
Kamp Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat, pada Selasa, 19 Januari 2016, dibakar masyarakat setempat. Pada hari itu juga, 796 anggota Gafatar yang sebelumnya menghuni kamp tersebut dievakuasi ke Markas Komando Daerah Militer Tanjungpura XII di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
EDI FAISOL