TEMPO.CO, Probolinggo - Gempa beruntun yang disertai dengan letusan dilaporkan terjadi pada Gunung Bromo, Rabu pagi, 20 Januari 2016. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, mencatat sedikitnya 22 kali terjadi gempa letusan sejak Rabu dinihari hingga pukul 06.00 WIB.
Data pengamatan kegempaan yang diperoleh Tempo, menyebutkan tremor masih menerus dengan amplitudo maksimum 2-24 milimeter dominan 4 milimeter. Tercatat pula 22 kali gempa letusan dengan lama gempa 12-50 s dengan amplitudo maksimum 22-35 milimeter. Suara gemuruh sedang terdengar dari kawah Bromo. Sesekali teramati juga sinar api dari kawah Bromo.
Gempa letusan ini mengalami lonjakan empat kali lipat dibandingkan dengan pengamatan selama enam jam sebelumnya. Dari pengamatan kegempaan pada Selasa malam, 19 Januari 2016, pukul 18.00-24.00 WIB, tremor menerus dengan amplitudo maksimum 2-29 milimeter dominan 3 milimeter. Gempa letusan tercatat 6 kali selama 6.73-33.38 s dengan amplitudo maksimum 25-36 milimeter.
Terdeteksi pula sekali gempa vulkanik dangkal selama 10.52 s dengan amplitudo maksimum 21 milimeter. Informasi yang dihimpun Tempo, 22 kali gempa letusan yang terjadi dalam pengamatan 6 jam yang dilakukan Pos PGA Bromo ini merupakan yang paling banyak selama aktivitas erupsi Bromo selama hampir 2 bulan terakhir ini. Belum diperoleh informasi ihwal pengamatan selama enam jam terakhir pada pukul 06.00-12.00 WIB.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Edi Prasojo mengatakan fase erupsi strombolian Gunung Bromo mulai terjadi. "Sudah terjadi lontaran material di dalam kawah Bromo. Bahkan sudah ada lontaran yang sampai keluar kawah," kata Edi saat dihubungi.
Menurut Edi, seperti erupsi yang terjadi sebelum-sebelumnya, erupsi yang terjadi pada Gunung Bromo selama hampir dua bulan terakhir ini melalui beberapa fase. "Saat ini sudah memasuki fase strombolian," katanya.
Dia juga mengatakan abu vulkanik yang keluar dari kawah Bromo juga mulai menghitam. Hal tersebut menandakan material vulkanis yang keluar dari kawah juga semakin banyak. "Material yang keluar makin banyak," kata Edi. Dia mengatakan pengamatan secara visual serta kegempaan menunjukkan kalau aktivitas vulkanis Bromo masih tinggi.
Gempa tremor yang teramati juga masih tinggi. "Tremor masih terus ada," katanya. Kendati demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga dengan jarak radius aman 3 kilometer dari puncak kawah.
DAVID PRIYASIDHARTA