TEMPO.CO, Samarinda - Kehadiran ratusan orang bekas anggota kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, meresahkan warga sekitar. Keberadaan mereka terancam menyusul aksi penolakan warga di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Warga sudah menyuarakan agar Gafatar diusir saja dari Samboja, tapi kami terus meredam. Kami tak ingin kejadian di Mempawah terjadi di sini," kata Kepala Kepolisian Sektor Samboja Ajun Komisaris Dika Yosep Anggara saat dihubungi dari Samarinda, Rabu, 20 Januari 2016.
Menurut Dika, pemberitaan mengenai penyimpangan ajaran Gafatar memicu keresahan warga. Dia mengatakan kepolisian terus berjaga di bekas lokasi kegiatan kelompok Gafatar yang jaraknya hanya 1 kilometer dari permukiman penduduk. "Ada 227 eks Gafatar, dari laki-laki dewasa, wanita dewasa, hingga anak-anak, yang berada dalam satu lingkungan eks Gafatar," ujar Dika
Kedatangan bekas anggota kelompok Gafatar di Desa Karya Jaya diketahui sejak akhir Agustus 2015. Dari data Kepolisian, mereka yang mendiami 15 bangunan besar itu berasal dari sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Setiap bangunan diisi 4-5 kepala keluarga.
Kapolsek menyatakan aktivitas mereka sama dengan anggota Gafatar lain, bercocok tanam. Saat ini mereka berada di lahan seluas 11 hektare. Seluas 2 hektare dipakai untuk permukiman dan 9 hektare untuk area pertanian. “Polisi meminta warga tak bereaksi berlebihan sembari menunggu keputusan pemerintah soal keberadaan Gafatar,” tutur Dika.
HIDAFIRMAN HIDAYAT