TEMPO.CO, Pontianak - Ratusan warga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar dari Kabupaten Mempawah kini telah dievakuasi ke Pontianak, Rabu, 20 Januari 2016. Mereka sudah mulai tiba di Pontianak secara bergelombang sejak sore kemarin.
"Rombongan pertama warga eks Gafatar, yang dievakuasi menggunakan kendaraan roda empat dan sejenisnya, saat ini sudah tiba di Bekang Makodam XII Tanjungpura untuk ditampung sementara di sana," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat AKBP Arianto saat dihubungi, Selasa malam, 19 Januari 2016. Rombongan pertama yang dievakuasi aparat TNI dan Polri, kata dia, sudah sampai di Bekangdam XII/TPR.
Ratusan orang itu diungsikan menyusul makin kuatnya desakan warga untuk meminta mereka keluar dari Mempawah. Bahkan sekelompok warga sempat melakukan tindakan pembakaran tempat tinggal para mantan anggota Gafatar itu. "Saat ini ratusan anggota Polisi dan TNI masih berjaga di lokasi barak eks Gafatar tersebut guna mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Arianto.
Arianto meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum. "Mari kita serahkan penanganan masalah ini kepada instansi terkait," katanya.
Rencananya, setelah ditampung sementara di Pontianak, ratusan orang mantan anggota Gafatar itu akan dipulangkan menggunakan kapal laut. "Kami sudah tangani soal dana pemulangan mereka sesuai dengan kemampuan, mengenai aset-aset mereka semua nanti juga akan kami urus," ujar Bupati Mempawah Ria Norsan.
Sebelumnya, Senin malam, 18 Januari 2016, satu unit mobil jenis Avanza yang diduga milik salah seorang eks anggota Gafatar dibakar di halaman kantor Bupati Mempawah. Mobil tersebut diduga milik mantan anggota Gafatar yang tengah bernegosiasi dengan pemerintah daerah setempat seiring dengan ultimatum warga yang menolak mereka untuk tinggal di wilayah itu.
Bupati Mempawah Ria Norsan sempat meminta massa membubarkan diri. "Sejumlah perwakilan eks Gafatar tersebut meminta waktu untuk mendiskusikan tuntutan massa dengan kelompok dan keluarga mereka," ujar Ria Norasan di Mempawah. Namun massa enggan membubarkan diri dan meminta para mantan anggota Gafatar itu segera meninggalkan Mempawah.
Tidak hanya itu, warga juga membakar sembilan rumah yang menjadi tempat tinggal mantan anggota Gafatar di Mempawah. "Betul, sembilan rumah,” kata ketua Gafatar Mahful Tumanurung melalui pesan pendek, Selasa malam, 19 Januari 2016. Kini para mantan anggota Gafatar kebingungan karena tidak punya tempat tinggal.
Joko, 48 tahun, koordinator kelompok eks Gafatar di Desa Sedahan, Kabupaten Kayong Utara, mengaku bingung mau tinggal di mana. "Kami menyerahkan keputusan kepada pemerintah karena kami tidak tau mau pindah ke mana lagi. Sebab, sudah tidak punya apa-apa lagi," katanya.
Menurut Joko, ia pindah dari Lampung lantaran ingin mengembangkan pertanian dari lahan yang ada di Kabupaten Kayong Utara. Modal yang diperolehnya dari menjual lahan dan harta benda miliknya sudah digunakan untuk pindah dan bercocok tanam di Desa Sedahan.
ANTARA/REZKI ALVIONITASARI