TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi puncak hujan terjadi akhir Januari 2016.
Menurut Kepala BMKG Andy Eka, sejak akhir tahun lalu, curah hujan di Jakarta tidak menentu. Seperti yang dirasakan masyarakat, hujan tidak turun berhari-hari pada musim hujan kali ini. Hujan yang diramalkan datang Januari tahun ini pun tak datang setiap hari.
“Terkait dengan hujan di Jakarta, seperti yang dirasakan, ada jeda,” ucap Andy Eka Sakia saat dihubungi, Selasa, 19 Januari 2016.
Andy mengatakan fenomena ini karena Madden-Julian Oscillation (MJO) menjauhi Maritime Continent. MJO merupakan gejala perapatan dan perenggangan udara yang bergerak dari Lautan Hindia ke arah Pasifik. “Disebut monsoon break.”
Andy menyatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab, fenomena ini kadang terjadi secara alami. MJO diperkirakan kembali mendekati Maritime Continent mulai akhir Januari hingga memasuki Februari.
Potensi puncak hujan terjadi pada akhir bulan ini juga didukung indeks seruak dingin yang mencapai nilai di atas 10. Artinya, ujar Andy, ada dorongan awan yang berpotensi hujan bergerak dari utara ke selatan.
BMKG memperkirakan hujan normal mulai terjadi minggu depan. “Akhir Januari atau awal Februari ini puncaknya, terutama di Jakarta,” tutur Andy.
Sementara itu, Ibu Kota dihiasi awan mendung pagi ini. BMKG memprediksi awan masih menggelayut hingga siang nanti.
Sejak siang, dua daerah penyangga diguyur hujan ringan, yakni Tangerang dan Bogor. Sedangkan cuaca di DKI Jakarta, Bekasi, dan Kepulauan Seribu masih mendung.
Pada malamnya, hujan ringan berpotensi mengguyur Ibu Kota, Bekasi, Tangerang, dan Kepulauan Seribu. Namun cuaca di Jakarta Utara masih tetap mendung. Hujan yang sedari siang mengguyur Bogor diperkirakan reda pada malam nanti.
MAYA AYU PUSPITASARI