TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menambah pos pemeriksaan keamanan sebelum masuk pintu Istana Negara. Sebelumnya, tak terdapat alat pemindai metal di depan gerbang masuk tersebut.
Selain alat pemindai, di depan gerbang juga ada tambahan empat anggota Paspampres berseragam hitam, lengkap dengan senjata laras panjang berjenis MP5SD dan senjata laras pendek berjenis FN. Sebelumnya, Paspampres tak tampak berjaga di sana.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan penambahan pengamanan di lingkungan Istana bagi Presiden dan Wakil Presiden hanya dilakukan untuk kegiatan yang tidak biasa.
"Kalau ada ratas (rapat terbatas) atau paripurna, tetap seperti biasa. Tapi kalau mengundang tamu dari luar yang jumlahnya banyak, di atas 100 atau 200 orang, memang ada penambahan pengamanan," kata Pramono di Kompleks Istana, Senin, 18 Januari 2016.
Pramono mengatakan penambahan pengamanan itu dilakukan karena menyesuaikan dengan prosedur tetap Paspampres. Pramono menyanggah penambahan pengamanan itu karena adanya ancaman bagi Presiden dan Wakil Presiden, terutama setelah teror di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Kamis lalu. "Hanya daerah-daerah strategis dan vital yang perlu diamankan, maka TNI dan Polri memberikan tambahan di situ," katanya.
Untuk Paspampres yang melekat pada Presiden, Pramono menegaskan tidak ada penambahan personel. Menurut dia, pengamanan tambahan hanya berupa penambahan pos pemeriksaan alat pemindai metal. Itu pun, kata dia, bila di Istana ada acara yang melibatkan banyak tamu. "Di luar itu normal saja, disarankan seperti itu," ucapnya.
ANANDA TERESIA