TEMPO.CO, Bandung - Setelah dikabarkan hilang karena diduga mengikuti kelompok Gerakan Fajar Nusantara, sejak 28 Desember 2015, Winarsih, 42 tahun, serta kedua anaknya, Sri Putri Rahma (17) dan Andi Permana (10), akhirnya telah kembali ke rumah di Garut, Jawa Barat, pada Kamis, 14 Januari 2016.
Perwakilan keluarga Winarsih, Linda Ibrahim (46 tahun) menuturkan saat keluarga bertanya ke salah satu anak Winarsih, ia mengaku dibawa ke sebuah tempat yang asing. Berdasarkan keterangan anak Winarsih, kata Linda, mereka menempati sebuah gedung yang ditempati banyak orang.
"Andi bilang saat di sana, ibunya (Winarsih) dipanggil Bunda. Setahu saya Bunda merupakan panggilan buat perempuan bagi anggota Gafatar perempuan," ujar Linda kepada Tempo melalui sambungan telepon, Senin, 18 Januari 2016.
Menurut Linda, saat mereka tiba di rumah, Winarsih tidak menjawab ketika pihak keluarga menanyakan soal kepergian mereka selama satu bulan terakhir ini. Termasuk saat disinggung masalah keterlibatan dia dengan kelompok Gafatar. "Winarsih sangat tertutup. Secara psikis, ia tampak ada yang telah mengontrol," ujarnya.
Baca: Polisi Buru Perekrut Gafatar Garut
Linda mengatakan Winarsih sudah diketahui bergabung dengan Gafatar sejak 2013. Saat itu, Winarsih menjabat Kepala Bidang Perempuan Gafatar Garut. "Saat cek ke Kesbangpol Garut, ada nama Winarsih di keanggotaan Gafatar," katanya.
Saat Winarsih diketahui hilang, sang suami menemukan sebuah buku catatan harian yang berisi tentang Gafatar. Selain itu, ditemukan buku pedoman Gafatar dengan judul Teologi Dasar Yahudi, Kristen, dan Islam.
"Tapi, setiap kali keluarga menasihati terkait dengan aliran Gafatar, Winarsih selalu membagus-baguskan Gafatar," ujarnya.
Winarsih dan kedua anaknya dilaporkan hilang sejak 28 Desember 2015 ke Kepolisian Daerah Jawa Barat oleh suaminya, Heriyadi Atmajaya, pada minggu pertama Januari 2016. Winarsih diduga kabur dari rumah untuk mengikuti kelompok Gafatar.
IQBAL T LAZUARDI S