TEMPO.CO, Surabaya- Dua pakar satwa dunia, Dave Morgan dari organisasi Wild Wellife yang berasal dari Afrika Selatan, dan Fareea MA dari organisasi Animal Project and Enviromental (APE) yang berasal dari Malaysia kembali mendatangi Kebun Binatang Surabaya. Mereka meninjau langsung kondisi KBS untuk memberikan masukan dan pengembangan di masa mendatang.
“Kalau Dave Morgan ini sebenarnya sudah kedua kalinya ke KBS, ia mengaku terkejut karena kemajuan KBS semakin pesat,” kata pelaksana tugas Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, Aschta Tajudin Boestani, saat jumpa pers di KBS, Senin, 18 Januari 2016.
Menurut Aschta, dari peninjauan kondisi KBS sejak kemarin, ada beberapa usulan dan proyek yang akan dilakukan oleh Morgan beserta temannya itu. Adapun proyek yang paling penting adalah pengkayaan, pelatihan dokter hewan dan pelatihan keeper bagi masing-masing satwa. “Nanti kami adakan workshop pelatihan keeper, bahkan kalau mau nanti peserta dari umum juga bisa ikut,” kata dia.
Setelah proses survei ini, kata dia, kedua pakar satwa dunia ini akan kembali ke negaranya masing-masing, untuk mengumpulkan donatur demi proyek yang akan digarap di KBS itu. “Baru nanti akan kembali lagi untuk merealisasikan proyek itu,” kata dia.
Sementara bagi KBS, kedua pakar satwa itu hanyalah sebagai patnership, dan motivasi utamanya adalah mengembangkan kebun binatang yang layak huni dan nyaman bagi hewannya. “Jadi, ini memang butuh waktu yang lama, tapi kami harus terus bergerak,” ujarnya.
Sementara itu, Dave Morgan mengatakan bahwa tidak ada kebun binatang di dunia ini yang sempurna, tapi yang paling penting adalah pihak pengelola harus terus berbenah untuk lebih baik lagi. “Apalagi KBS itu adalah kebun binatang yang sangat tua, dan kandangnya pun juga sudah tua, makanya harus dilakukan perombakan fasilitasnya itu,” katanya.
Bagi Dave Morgan, perawatan satwa itu tidak hanya dimasukkan kandang dan diberi makan. Namun lebih daripada itu harus diawasi dan dirawat supaya kondisinya tetap sehat, baik mental maupun fisiknya. “Makanya kami disni juga akan merencanakan pengkayaan kepada para satwa,” ujarnya.
Morgan mengibaratkan pengkayaan itu seperti landak yang selalu dilatih kaki belakangnya, sehingga kaki landak itu bisa kuat dan hidup layaknya landak di hutan liar. Termasuk pula harimau yang tidak hanya tidur di lantai, tapi mereka juga harus dilatih untuk selalu beraktivitas. “Ini membutuhkan proses panjang, dan kami akan lakukan itu,” kata Morgan.
MOHAMMAD SYARRAFAH