Gubernur di Sulawesi dan Pangdam Antisipasi Terorisme

TEMPO.CO, Jakarta - Kodam VII/Wirabuana menggelar rapat pimpinan di Balai Prajurit Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin-Rabu, 18-20 Januari 2016. Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Agus Surya Bakti, mengatakan rapat ini untuk menyamakan persepsi terkait program yang dikerjakan pada 2016.

Saat ini Kodam VII/Wirabuana memiliki enam program prioritas untuk 2016. Di antaranya pembinaan mental fungsi komando,  pembinaan satuan, dan sosialisasi tugas pokok TNI.  "Kami melakukan revolusi mental terhadap prajurit," kata Agus Surya Bakti.

Selanjutnya, Agus mengatakan tiga program prioritas lainnya berupa memenangi perang, mendukung pemerintah dan Polri, serta mengatasi aksi terorisme.  Seluruh programnya itu bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan jaminan keamanan.  Khusus bidang keamanan, TNI siap all-out membantu kepolisian. Agus menyebut ada atau tidaknya operasi kepolisian, pihaknya senantiasa melakukan pembinaan teritorial.

Rapat unsur pimpinan tidak langsung dihadiri oleh seluruh gubernur maupun kapolda atau perwakilannya.  Mereka datang terpisah untuk menyampaikan pemaparannya mengenai sinergitas institusinya bersama TNI.  Pejabat pemerintahan yang datang hari ini antara lain Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

Kepada wartawan, Anwar menuturkan banyak agenda yang dibahas. Selain permasalahan tentang ancaman terorisme dan radikalisme, pihaknya membahas peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pemerintah Sulawesi Barat dan Kodam VII/Wirabuana menjalin kerjasama dalam hal peningkatan ketahanan pangan dan pembangunan jalan. "Kami apresiasi pertemuan ini yang baru pertamakali dilaksanakan dengan melibatkan pemprov," ucapnya.

Dalam pertemuan itu pula, Anwar menerangkan sinergitas bersama TNI menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean terus dipermantap. Pemerintah Sulawesi Barat mengandalkan produksi kakao sebagai komoditas unggulannya.

Saat ini, pihaknya berusaha memenuhi target yang diberikan Presiden Jokowi untuk memproduksi 1 juta ton kakao sehingga dapat menjadi penghasil kakao nomor satu di dunia. "Kami juga kerjasama membangun jalan baru 20 kilometer," ucapya.

Adapun, Syahrul mengatakan pihaknya terus membangun kerjasama dengan TNI untuk peningkatkan ketahanan pangan. Tidak hanya di bidang pertanian, kerjasama akan dibangun di bidang lain, seperti perikanan, perkebunan dan peternakan.

TNI, menurut Syahrul, tidak sekadar menjadi kekuatan pertahanan dan keamanan, melainkan juga kekuatan yang mendukung kebijakan pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

TRI YARI KURNIAWAN