Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Pelaku Teror Bom Sarinah di Aceh  

image-gnews
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal (kiri) dan Kabid Dokkes Kombes Pol Musyafak (kanan) menunjukkan foto korban teroris Sarinah di Polda Metro Jaya, Jakarta, 16 Januari 2016. Tujuh nama tersebut adalah Rico Hermawan, Sugito, Dian Juni Kurniadi, M Ali, Afif alias Sunakim, Amer Ouali Tahar (warga negara Kanada) dan Ahmad Muhazan. ANTARA/Sigid Kurniawan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal (kiri) dan Kabid Dokkes Kombes Pol Musyafak (kanan) menunjukkan foto korban teroris Sarinah di Polda Metro Jaya, Jakarta, 16 Januari 2016. Tujuh nama tersebut adalah Rico Hermawan, Sugito, Dian Juni Kurniadi, M Ali, Afif alias Sunakim, Amer Ouali Tahar (warga negara Kanada) dan Ahmad Muhazan. ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.COBanda Aceh – Afif atau Sunakim, yang tertangkap kamera melakukan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016, adalah alumni pelatihan teroris di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar. 

Direktur Reserse Kriminal (DirReskrim) Polda Aceh Kombes Nurfallah memastikan dari data-data yang dimiliki polisi, Afif masuk ke Aceh awal tahun 2010 dan bergabung bersama kawan-kawannya untuk menjalani latihan di Jantho. “Saat itu ada beberapa gelombang yang masuk, dia termasuk gelombang keempat yang masuk ke Aceh,” katanya kepada Tempo, Senin, 18 Januari 2016. 

Pelatihan di Jantho digelar pada awal 2009 sampai Maret 2010. Ketika aparat keamanan mengetahui keberadaan kelompok teroris tersebut, sebagian teroris tertangkap dan tewas dalam pengepungan aparat. Sebagian lagi meloloskan diri dari wilayah Aceh.

Menurut Nurfallah, Afif adalah salah satu teroris yang dapat meloloskan diri dari kepungan polisi di Jantho, Aceh, pada awal 2009 hingga Maret 2010. Kemudian beredar kabar dia tertangkap oleh aparat Densus di Pulau Jawa. “Saya tak tahu persisnya di mana, tapi yang jelas (tertangkapnya) tidak di Aceh,” katanya. 

“Kepastian lokasi ditangkap mungkin bisa ditanya ke Densus,” sambungnya. Selanjutnya, Afif diproses hukum dan dipenjara. Keberadaan Afif diketahui kembali saat ikut melakukan aksi teror bersenjata di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta. 

Berdasarkan data Tempo, keberadaan teroris di Jalin, Jantho, diketahui pada 22 Februari 2010. Saat itu Kapolda Aceh Irjen Adityawarman mengatakan, saat polisi melakukan penyergapan tempat pelatihan, terjadi kontak senjata. Polisi kemudian menurunkan personel dalam jumlah banyak untuk mengepung teroris.

Mereka yang tertangkap pertama kali adalah Ismet Hakiki (40 tahun), Zakky Rahmatullah (37 tahun), dan Yudi Zalfahri (26 tahun). Awalnya kekuatan mereka diperkirakan berjumlah 50 orang dengan senjata sebanyak 17 pucuk. 

Selanjutnya kontak senjata terjadi beberapa kali dengan kelompok itu di Aceh. Salah satunya pada 4 Maret 2010 di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Saat itu tiga orang polisi meninggal dan beberapa lainnya luka-luka. Sedangkan dua teroris juga diklaim tewas. 

Kemudian pada 12 Maret 2010, aparat kepolisian menembak mati 2 teroris dalam razia di Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Mereka yang tertembak adalah Encang Kurnia dan Pura Sudarma. Polisi juga menangkap enam lainnya serta menyita sejumlah senjata. 

Polisi terus melakukan perburuan teroris di seluruh Aceh. Saat itu Kapolda Aceh mengklaim telah menangkap 31 orang dan 4 di antaranya tewas. Lokasi penangkapan termasuk di Pulau Jawa. Saat itu, polisi tidak merilis nama-nama mereka yang ditangkap secara lengkap. Mereka kemudian dibawa ke Jakarta untuk diproses hukum. 

Saat berkunjung ke Aceh pada 16 Maret 2010, Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan kelompok yang berlatih di Aceh murni dari jaringan yang terkait dengan Jemaah Islamiyah (JI), yang memang sedang mempersiapkan sesuatu dan membina link dengan wilayah lain. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat itu Kapolri menyebutkan secara umum dalam berbagai operasi di Aceh dan Pulau Jawa, pihak kepolisian telah menangkap 38 orang, 7 di antaranya tewas dalam berbagai operasi penumpasan teroris. 

Dalam laporan Majalah Tempo, Maret 2010 yang berjudul “Agar Serambi Menjadi Mindanao”, secara terperinci Kapolri Bambang Hendarso Danuri mengatakan terdapat peran Dulmatin dalam kelompok teroris pelatihan di Aceh. Dia yang mempersiapkan pelatihan dan merekrut sejumlah anggota. Ia juga membeli dan menyuplai senjata api, amunisi, serta menyediakan dana Rp 500 juta. Dari penyergapan di sejumlah desa di Aceh Besar, polisi menemukan alat pengendali bom jarak jauh, senjata api dan amunisinya, kamera, laptop, serta pakaian tentara.

Dulmatin

Menurut sumber Tempo, Dulmatin antara lain bergabung kembali dengan Pura Sudarma alias Jaja. Ini nama penting dalam daftar buruan polisi. Ia dituduh membuat pelatihan militer di Banten sejak 2000. Salah satu pesertanya Heri Golun, pelaku peledakan bom bunuh diri di Kedutaan Australia di Jakarta, 2004. ”Jaja bisa dikatakan satu level dengan Dulmatin, tapi dia kalah populer di media massa,” kata seorang perwira tinggi polisi kepada Tempo, saat itu. 

Dulmatin juga berkolaborasi lagi dengan Abdullah Sunata, yang baru bebas dari penjara karena dituduh menyembunyikan Noor Din. ”Mereka merekrut peserta pelatihan dari Jawa Tengah dan Banten,” ujar perwira itu. Meski mulai masuk Aceh setelah tsunami 2004, pelatihan serius kelompok Dulmatin dilakukan sejak awal tahun ini. 

Adalah Yudi Zulfahri, anggota kelompok dari Aceh, yang mengusulkannya. Lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri ini direkrut kelompok Maman Abdurrahman di Jakarta, pertengahan 2009. Ia lalu dikenalkan dengan Mansur—belakangan diketahui sebagai Dulmatin.

Usul Yudi kepada Mansur disetujui karena kelompok ini membutuhkan tadrib, pelatihan untuk persiapan jihad. Kelompok juga memutuskan Aceh menjadi tempat yang cocok buat mempersiapkan qoidah aminah, semacam awal perebutan kekuasaan, satu bagian penting untuk membangun daulah Islamiyah alias negara Islam.

Persiapan dilakukan. Mansur menunjuk Sofyan alias Abu Haikal, mantan anggota Kepolisian Resor Depok, yang lama bertugas di Aceh, buat menyiapkan latihan. ”Mansur, Jaja, dan Sunata merekrut pesertanya,” kata anggota Detasemen Khusus.

Namun mimpi menjadikan Aceh sebagai poros gerakan hancur berantakan. Detasemen khusus menyerbu tempat pelatihan mereka sejak akhir Februari. Yudi yang ditangkap membocorkan semua informasi, termasuk tempat tinggal Mansur. Belasan dari sekitar 40 peserta pelatihan ditangkap. Sisanya kabur. ***

ADI WARSIDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polda Aceh Usut Kasus Korupsi Pengadaan Bebek Senilai Rp 8,4 Miliar

23 Mei 2021

Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy. Foto: Antara
Polda Aceh Usut Kasus Korupsi Pengadaan Bebek Senilai Rp 8,4 Miliar

Penyidik Polda Aceh belum menetapkan tersangka di kasus dugaan korupsi pengadaan bebek di Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara.


Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

28 Maret 2021

Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad, 28 Maret 2021. ANTARA/Abriawan Abhe
Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

Publik kembali dikejutkan dengan bom Gereja Katedral Makassar. Setidaknya sejak 2016 lalu serangkaian bom bunuh diri terjadi di Tanah Air.


Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

8 Mei 2020

McDonald's Sarinah di Jalan Thamrin, Jakarta, gerai pertama McDonald's di Indonesia, resmi ditutup permanen pada 10 Mei 2020. ANTARA/HO
Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

McDonald's Sarinah, yang mulai beroperasi sejak 1991, bakal tutup pada 10 Mei 2020. Menjadi saksi bisu teror bom Thamrin dan kerusuhan 22 Mei 2019.


Kisah Denny Mahieu, Penyintas di Teror Bom Sarinah 4 Tahun Lalu

14 Januari 2020

Inspektur Satu Denny Mahieu, salah satu penyintas bom Thamrin, saat ditemui di kantornya di Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Kisah Denny Mahieu, Penyintas di Teror Bom Sarinah 4 Tahun Lalu

Salah satu penyintas korban bom Sarinah, Inspektur Satu Denny Mahieu mengaku sudah berdamai dengan peristiwa teror itu.


Diduga Terlibat Teror Bom di Thamrin, Densus 88 Bekuk 2 Teroris

23 Agustus 2019

Pelaku teroris menembaki warga dan petugas polisi dikawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. Dalam kejadian tersebut terdapat 6 ledakan bom dan masih terjadi perlawanan. Dok.Tempo/ Aditia Noviansyah
Diduga Terlibat Teror Bom di Thamrin, Densus 88 Bekuk 2 Teroris

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus 2 terduga teroris jaringan Jamaah Ansharu Daulah Jawa Timur, yang terkait ke teror bom di Thamrin.


Polda Aceh Tetapkan 75 Warga Binaan Lapas Aceh sebagai Buronan

3 Desember 2018

Ilustrasi tahanan kabur. afs-securitysystems.com
Polda Aceh Tetapkan 75 Warga Binaan Lapas Aceh sebagai Buronan

Dirjen Pemasyarakatan mengimbau 75 warga binaan yang kini jadi buronan itu agar sukarela kembali ke Lapas Aceh.


Pengacara: Aman Abdurrahman Imbau Anak Buahnya Hijrah ke Suriah

19 Mei 2018

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman saat menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 18 Mei 2018. Aman Abdurrahman alias Oman Rochman dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penunut Umum (JPU) dengan pasal 14 juncto pasal 6 dan Pasal 15 juncto pasal 7 UU No.15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengacara: Aman Abdurrahman Imbau Anak Buahnya Hijrah ke Suriah

Pengacara Aman Abdurrahman membantah kliennya melakukan lima aksi teror, seperti yang dituduhkan jaksa.


Aman Abdurrahman Dituntut Mati, Ini 6 Hal yang Memberatkan

18 Mei 2018

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman usai menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 18 Mei 2018. Aman Abdurrahman alias Oman Rochman dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penunut Umum (JPU) dengan pasal 14 juncto pasal 6 dan Pasal 15 juncto pasal 7 UU No.15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. TEMPO/M Taufan Rengganis
Aman Abdurrahman Dituntut Mati, Ini 6 Hal yang Memberatkan

Lima serangan teror pada Januari-Juni 2017 terbukti atas perintah Aman Abdurrahman sebagai pimpinan Jamaah Ansharut Daulah.


Aman Abdurrahman di Persidangan Sebut Indonesia Negara Kafir

17 Mei 2018

Tersangka kasus teror bom Thamrin pada awal 2016 lalu, Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Sekatan, 15 Februari 2018. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Aman Abdurrahman di Persidangan Sebut Indonesia Negara Kafir

Aman Abdurrahman dinilai sebagai aktor intelektual sejumlah serangan teror bom di Indonesia.


Jalan Thamrin Ditutup, Film 22 Menit Didukung Kepolisian

15 April 2018

Suasana syuting film yang menutup sebagian ruas jalan MH Thamrin, Jakarta, 14 April 2018. Syuting film tersebut mengambil latar belakang cerita kejadian bom Thamrin dua tahun lalu. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jalan Thamrin Ditutup, Film 22 Menit Didukung Kepolisian

Selain di Jalan Thamrin, syuting film 22 Menit juga digelar di sebuah lapangan di Cikeas, Kabupaten Bogor.