TEMPO.CO, Karawang - Sutarmin, 50 tahun, kakak ipar Sugito memprotes pemberitaan media yang menyebut Sugito sebagai teroris pelaku bom Sarinah. Saat pemakaman adik iparnya, Sutarmin menempelkan poster dengan tulisan 'Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Almarhum Sugito Hanya Sebagai Korban Sarinah. Bukan Teroris'. "Supaya nama baik almarhum tidak tercoreng," ungkap Sutarmin kepada awak media. Minggu, 17 Januari 2016.
Poster itu dia tempelkan di depan motor matic dengan nomor polisi T 6176 FO. Aksi Sutarmin menjadi perhatian ratusan warga yang memenuhi Tempat Pemakaman Umum Kalijurang, Desa Purwasari, Kabupaten Karawang. Banyak warga yang memotret aksi Sutarmin pada sore itu. "Saya sangat menyayangkan pemberitaan media yang menyebut Sugito sebagai pelaku teror Sarinah," tuturnya.
Sejak Jumat sampai Sabtu, beberapa media menyebut Sugito, 43, sebagai pelaku teror bom Sarinah. Hal ini menjadi perbincangan warga Perumahan Panorama Desa Purwasari Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang.
Warga dan tetangga Sugito juga tidak mempercayai jika Sugito adalah seorang teroris. "Walaupun pendiam, almarhum adalah pengurus kebersihan di lingkungan kami. Kalau ada kerja bakti, dia selalu ikut," kata Suhebi, ketua RT 03 RW 12, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang.
"Dari awal saya tidak percaya. Masak sih Mas Gito teroris. Orangnya baik, salatnya biasa, pakaiannya pun biasa," ujar Nasarudin, warga yang tinggal di sebelah rumah Sugito.
Saat peti Sugito tiba di rumah duka selitar pukul 15.40 WIB, ratusan orang antre untuk mensalatkan jenazah. Sugito meninggalkan seorang istri dan 3 anak. Suasana haru ketika Enih Sulastri, istri Sugito jatuh pingsan. Ia terlihat dibopong keluar area pemakaman.
Sutarmin menyatakan, ia ditunjuk keluarga Sugito untuk memberikan pernyataan resmi kepada awak media. "Kami akan mencoba ikhlas atas hujatan media. Pada intinya, keluarga memaafkan," kata dia.
HISYAM LUTHFIANA
Video Terkait: