TEMPO.CO, Sukabumi - Tim Gegana Satuan Brigade Mobile Kepolisian Daerah Jawa Barat, mengamankan puluhan granat aktif serta amunisi dan senjata api dari gudang di Kompleks Asrama Polisi Cipelang, Jalan Ahmad Sanusi, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu 16 Januari 2016. Sejumlah bahan peledak yang ditemukan di tempat itu berdaya ledak tinggi (high explosive).
Asrama polisi itu akan dibangun Kantor Satlantas Polres Sukabumi Kota. “Saat dilakukan pembersihan, personel kami menemukan sebuah ruangan berukuran sekitar 1x2 meter persegi di mana di tempat itu tersimpan sejumlah bahan peledak seperti granat, amunisi, pelontar, dan lainnya," kata Wakil Kepala Polres Sukabumi Kota Komisaris Imron Ermawan kepada wartawan, Sabtu 16 Januari 2016 malam.
Polres Sukabumi Kota segera berkoordinasi dengan Polda Jabar yang selanjutnya mengirimkan personel Gegana Satuan Brimob dengan kekuatan 11 orang. Hingga Sabtu malam Tim Gegana Satuan Brimob Polda Jabar mengamankan sebanyak 97 buah granat offensive, dua buah ranjau antipersonel dan dua buah ranjau air, 25 ribu butir amunisi berbagai kaliber serta satu pucuk senjata laras panjang dan enam pucuk senjata genggam. "Meskipun sudah tersimpan hampir sekitar 20-30 tahun, tapi bahan peledaknya masih aktif," tegas Imron.
Berbagai bahan peledak, amunisi, dan senjata api itu merupakan produksi tahun 1940-an hingga 1950-an. Para penghuni Asrama Polisi Cipelang yang diperkirakan berjumlah 30 orang diungsikan sementara ke tempat lain. “Bahan peledak tersebut masih aktif dan bisa membahayakan ketika jatuh ke tangan orang yang tak bertanggung jawab,” ujar Kepala Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jabar Ajun Komisaris Besar Widodo.
Hingga Ahad 17 Januari 2016, Tim Gegana Satuan Brimob Polda Jabar masih melakukan penyisiran karena dikhawatirkan masih ada ruangan lain yang dijadikan tempat penyimpanan bahan peledak maupun amunisi. Kemungkinan bahan peledak dan amunisi sudah tersimpan di gudang tersebut lebih dari 20-30 tahun. Alasannya, karena gembok yang mengunci pintu gudang tersebut sudah tidak diproduksi lagi dan di dalam gudang tersebut terdapat tulisan berejaan lama.
Menurut Widodo, granat itu biasanya dipakai untuk latihan. Kemungkinan tahun produksinya sekitar 1954. Kalau ranjau usianya lebih tua lagi. Kami perkirakan itu diproduksi sekitar 1940-an. Malahan mungkin sebelum kemerdekaan sudah digunakan. “Semua jenis itu kemungkinan digunakan TNI atau Polri bahkan oleh para pejuang," ujar Widodo.
DEDEN ABDUL AZIZ