TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Edi Prasojo mengatakan fase erupsi strombolian Gunung Bromo mulai terjadi. "Sudah terjadi lontaran material di dalam kawah Bromo. Bahkan sudah ada lontaran yang sampai keluar kawah," ucap Edi saat dihubungi Tempo, Minggu sore, 17 Januari 2016.
Menurut Edi, seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, erupsi yang terjadi pada Gunung Bromo selama hampir dua bulan terakhir ini melalui beberapa fase. "Saat ini sudah memasuki fase strombolian," ujarnya.
Dia menjelaskan, abu vulkanis yang keluar dari kawah Bromo juga mulai menghitam. Hal tersebut menandakan material vulkanis yang keluar dari kawah juga semakin banyak.
Pengamatan secara visual dan kegempaan, tutur dia, menunjukkan aktivitas vulkanis Bromo masih tinggi. Gempa tremor juga masih tinggi. "Tremor masih menerus," katanya. Meski demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga dengan jarak radius aman 3 kilometer dari puncak kawah. Sementara itu, berdasarkan pengamatan secara kegempaan pada Minggu ini antara pukul 06.00 dan 12.00 WIB, tremor masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 2-27 milimeter dominan 5 milimeter.
Pengamatan secara seismik pada Sabtu malam kemarin antara pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, tremor terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 2-23 milimeter dominan 5 milimeter. Terjadi dua kali gempa letusan pada pukul 11.23-13.46 dengan amplitudo maksimum 27-33 milimeter. Sedangkan pengamatan seismik sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, tremor terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 2-24 milimeter dominan 5 milimeter. Terdeteksi empat kali gempa letusan pada pukul 10.66-15.71 dengan amplitudo maksimum 25-36 milimeter. Suara gemuruh terdengar dari dalam kawah Bromo.
DAVID PRIYASIDHARTA