TEMPO.CO, Banjarmasin - Pandangan Zainal Arifin, 52 tahun, terlihat nanar ketika menatap puluhan rumah berdinding kayu hangus dilumat api. Ia hanya bisa pasrah melihat rumah petak tempat ia dan keluarganya itu ikut terbakar. “Saya sekarang tinggal di rumah keluarga, daerah Sungai Jinga,” kata Zainal di lokasi kejadian, Ahad, 17 Januari 2016.
Nasib serupa menimpa Sinabeh. Guratan kusut tampak pada wajah wanita berusia 50 tahun itu. Lantaran amukan si jago merah begitu cepat, Sinabeh mengaku tak ada barang berharga yang bisa diselamatkan. Hanya kaus dan jarik yang melilit tubuhnya. “Pakaian saya cuma ini. Saya kontrak rumah di sini,” ujarnya sambil menyandarkan tubuh pada kursi panjang di posko penanganan kebakaran.
Sebanyak 36 unit rumah di lingkungan RT 8 dan 9, RW 1, Kelurahan Pasar Lama, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, hangus akibat kebakaran pada Sabtu malam, 16 Januari 2016. Api berkobar sekitar pukul 20.30 Wita dan baru padam satu jam kemudian. Puluhan pemadam kebakaran terjun langsung memadamkan api. “Kami belum tahu asal api dari rumah siapa, masih proses penyelidikan polisi,” ujar Sekretaris RT 8, Alamsyah.
Menurut dia, kebakaran sudah tiga kali menimpa perkampungan padat penduduk tersebut. Sebelum kebakaran di awal 2016 ini, seingat dia, musibah serupa pernah menyergap pada 1985 dan 2003. Alamsyah mengaku Dinas Sosial Kalimantan Selatan berjanji membantu kebutuhan logistik para korban kebakaran. “Yang paling parah tahun 1985. Kalau perlu bantuan uang juga untuk membangun rumah.”
Kepala Dinas Sosial Kalimantan Selatan M. Farhan mengatakan telah berkoordinasi untuk memberikan bantuan logistik seperti pakaian dan bahan makanan. Ia belum berani memberikan bantuan berupa uang tunai. Jika warga ingin mendapatkan bantuan pembangunan rumah, pihaknya harus mengusulkan kepada Kementerian Sosial.
“Kami bantu logistik saja, kalau uang tunai enggak,” ujar Farhan.
DIANANTA P. SUMEDI