TEMPO.CO, Subang - Sunakim alias Afif ternyata sempat pulang kampung ke Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, sebelum menebar teror di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Kamis kemarin. Kepulangan Afif ketika itu disambut gembira orang tuanya karena menduga sang anak sudah tobat dari mengikuti gerakan Islam radikal.
"Dulu cara salatnya beda. Tapi pas pulang kampung itu salatnya sudah sama dengan orang tuanya," kata Didi, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Kalensari, Sabtu, 16 Januari 2016.
Didi mendapat cerita itu setelah berdialog dengan ayah Afif, Jenab, dan ibunya, Nyai. Perubahan cara salat tersebut terjadi setelah Afif bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta. Afif dipenjara karena mengikuti pelatihan paramiliter yang dilakukan kelompok teroris di Pegunungan Jalin Janto, Aceh Besar, beberapa tahun lalu.
Menurut Didi, orang tua Afif sangat gembira melihat anaknya yang mereka anggap sudah bertobat. Mereka tak menyangka bahwa sesungguhnya Afif sedang menyiapkan aksi teror. "Anaknya kan sedang liburan, jadi Afif ikut liburan di kampung," ujar Didi.
Afif baru kembali ke Karawang, tempatnya bekerja sebagai karyawan pabrik ban Bridgestone, empat hari sebelum peristiwa teror bom Sarinah yang menewaskan tujuh orang itu terjadi.
Seorang sahabat sekolah Afif di Sekolah Dasar Kalesar, Daim, mengaku tak menyangka sedikit pun bahwa salah satu pelaku teror Sarinah adalah kawan akrabnya sewaktu bocah. "Enggak nyangka sama sekali, soalnya orangnya kan pendiam," tutur Daim.
Daim mengaku mengetahui Afif terlibat aksi teror di Jakarta setelah menyaksikan tayangan di televisi. Daim makin yakin setelah melihat foto-foto Afif memegang pistol, bertopi hitam, serta mengenakan kaus oblong hitam, celana jins, dan sepatu kets. "Pakaian yang dikenakannya itu saya lihat saat bertemu," ucap Daim.
NANANG SUTISNA