TEMPO.CO, Tulungagung – Setelah chikungunya, warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diserang wabah demam berdarah. Dari 271 desa di kabupaten itu, hanya 60 desa yang terbebas dari penyakit yang ditularkan nyamuk spesies Aedes aegypti ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menyebutkan serangan demam berdarah ini mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Ledakan kasus dengan beberapa korban meninggal terjadi sepanjang kurun waktu 2015 dengan 929 kasus.
“Ada 75 desa yang endemik selama kurun tiga tahun ini,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Tulungagung Didik Eka, Jumat kemarin, 15 Januari 2016.
Menurut Didik, serangan wabah ini memiliki siklus lima tahunan. Dari 75 desa yang dinyatakan endemik sejak 2013 hingga 2015, hampir semuanya memiliki tempat genangan air. Di antaranya Kecamatan Tulungagung, Gondang, Kalidawir, Bandung, Campurdarat, Ngunut, Rejotangan, Ngantru dan Karangrejo.
Selama tiga tahun berturut-turut, di kawasan itu tercatat munculnya kasus demam berdarah hingga ditetapkan sebagai kawasan endemik. “Hanya 60 desa yang benar-benar bersih dan tak ada kasus,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat berperan aktif menanggulangi risiko kematian dalam wabah ini dengan membersihkan lingkungan. Namun dia menyadari hal ini cukup sulit dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai kondisi dan dalih. Karena itu, satu-satunya jalan yang ditempuh pemerintah adalah memperbanyak pengasapan.
Serangan demam berdarah ini seakan menambah catatan korban chikungunya yang sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Hingga saat ini, serangan chikungunya terjadi di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, dan Desa Pagersari, Kecamatan Kalidawir.
Sejumlah warga mengaku mengalami demam tinggi diikuti lumpuh pada beberapa bagian tubuh hingga menimbulkan ketakutan. “Namun penyakit ini tak memicu kematian,” ujar Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Tulungagung Triswati Sasmito.
Meski korban cukup banyak, hingga kini Dinas belum menetapkan status kejadian luar biasa karena masih dianggap wajar. Sama halnya dengan demam berdarah, dia meminta masyarakat aktif membersihkan sarang nyamuk dari genangan.
HARI TRI WASONO