TEMPO.CO, Probolinggo - Gempa letusan Gunung Bromo terus terdeteksi sampai Jumat, 15 Januari 2016. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo terus mencatat terjadinya gempa letusan yang juga disertai gempa vulkanik ini.
Pantauan Pos PGA Bromo, secara kegempaan menyebutkan tremor masih menerus dengan amplitudo 3-25 milimeter dominan 34 milimeter. Terdeteksi pula sekali gempa letusan dengan lama gempa 19.29s dengan amplitudo maximum 34 milimeter.
Suara gemuruh sedang juga masih terdengar dari kawah Bromo. Sesekali teramati sinar api samar-samar dari kawah Bromo.
Kamis pagi, 14 Januari 2016, juga terdeteksi sekali gempa letusan dengan lama gempa 12.54s dengan amplitudo maximum 36 milimeter. Gempa vulkanik dalam S-P : 1.27s dengan lama gempa 8.64s dam amplitudo maximum 36 milimeter.
Kendati demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga dengan radius aman 2,5 kilometer dari kawah aktif Bromo. Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, gempa vulkanik yang terjadi petunjuk aktivitas magmatis sangat dangkal di lubang kawah Gunung Bromo.
"Ini yang membuat secara visual teramati sinar api," kata Hendra kepada TEMPO. Dia menambahkan, kedua fenomena tersebut saling mendukung dan mengindikasikan bahwa aktifitas vulkanis Gunung Bromo masih tinggi.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo menyebut pengunjung wisata Bromo saat ini tengah menanti fenomena erupsi strombolian Bromo yang berupa lontaran batu pijar dari kawah Bromo. Kendati jumlah wisatawan menurun, namun setiap hari masih ada 20 hingga 25 tamu yang menginap di hotel.
DAVID PRIYASIDHARTA