TEMPO.CO, Bandung — Kepala Biro Humas, Protokol, dan Umum, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Ruddy Gandakusumah mengatakan, pengamanan di kompleks kantor gubernur di Gedung Sate diperketat. “Terpicu kemarin ledakan di Jakarta, dapat informasi dari Polda bahwa yang menjadi sasaran itu diantarnaya objek vital. Karena mengingat Gedung Sate adalah objek vital, kami tidak mau mengambil resiko,” kata dia pada Tempo, di Bandung, Jumat, 15 Januari 2015.
Ruddy mengatakan, sudah meminta petugas keamanan di Gedung Sate mengetatkan kembali prosedur pengamanan yang sudah berjalan. “Semua SOP (Standar Operasi Prosedur) yang berkaitan pengamanan ditegakkan dan tidak diberikan toleransi pada siapa pun yang melanggarnya,” kata dia.
Pengetatan pengamanan itu misalnya jalur kendaraan masuk ke kompleks Gedung Sate yang biasanya melalui dua pintu di gerbang barat dan timur di bagian belakang gedung, mulai hari ini diubah. Semua kendaraan masuk lewat pintu barat, dan keluar di pintu timur di belakang Gedung Sate. Semua kendaraan roda empat yang masuk misalnya, diwajibkan berhenti untuk menjalani pemeriksaan fisik oleh petugas keamanan.
Pemeriksaan itu ditujukan pada semua pegawai, termasuk pejabat level asisten daerah. “Diskresi hanya diberikan dalam kondisi darurat dan terbatas pada pimpinan saja yakni gubernur, wakil gubernur, dan sekda,” kata Ruddy.
Ruddy mengatakan, bagi pengunjung yang masuk berjalan kaki juga wajib menjalani pemeriksaan dulu di pos keamanan di gerbang kompleks Gedung Sate. “Yang masuk menggunakan ransel diperiksa, karena ternyata kasus yang terjadi di Jakarta rata-rata menggunakan ransel. Pemeriksaan ini untuk semua orang, terutama orang-orang yang tidak dikenal. Yang dikenal saja diperiksa, apalagi yang tidak,” kata dia.
AHMAD FIKRI