TEMPO.CO, Jakarta - Frank Feulner, pria berkebangsaan Jerman yang menjadi korban bom di Jalan M.H. Thamrin, masih menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Kondisinya semakin baik. Ada bekas jahitan di mata setelah ia menjalani operasi untuk mengeluarkan serpihan kaca. "Kemarin di Jakarta Eye Center sudah dibersihkan, ada kaca kecil-kecil di mata kirinya," ujar istri Frank, Bivitri Susanti, di RS Abdi Waluyo, Jumat, 15 Januari 2016.
Bivitri mengatakan Frank mendapat 4 jahitan kecil di mata karena serpihan kaca merobek mata bagian dalam. Bivitiri menduga itu adalah serpihan kaca dari lensa kacamata Frank yang hilang saat terjadi ledakan di depan kedai kopi Starbucks. Frank sendiri sulit membuka mata kirinya dan harus dibantu dengan tangan.
SIMAK: Ekspat Korban Bom Sarinah: Lengan Terbakar dan Paku di Baju
Selain itu, Frank harus menjalani operasi untuk mengangkat logam kecil di bawah kulit matanya. "Besok harus operasi karena sebelum MRI enggak boleh ada logam," tuturnya.
Frank juga menderita luka bakar di lengan kanan. Ada perban kecil di dekat siku kanannya. Sedangkan otot tendon di kedua jari tangan kanannya sobek. "Frank disuruh gerakin jari, tapi enggak bisa bergerak, ini pasti robek tendonnya," ucapnya.
Akibat ledakan itu, gendang telinga Frank juga mengalami sobek sedikit. Menurut Bivitri, kondisi gendang telinga Frank nanti akan membaik. Dia memakai baju setelan kotak-kotak berwarna biru-merah dan tidak menggunakan selimut.
SIMAK: 7 Pelaku Bom Sarinah Sempat Masuk Starbucks, Tak Beli Kopi?
Frank tampak segar saat Tempo mengunjunginya di salah satu ruangan RS Abdi Waluyo. Namun dia mengaku sangat lelah dan ingin beristirahat sehingga belum mau diwawancarai. "I like Tempo, tapi jangan sekarang, besok saja," ujarnya.
Kamar Frank bersebelahan dengan kamar korban lain, Manfred Stoifl, 51 tahun, warga Austria. Kondisinya pun sudah membaik. "Kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang," ujar salah satu sanak saudara Manfred yang menunggu di depan kamar.
ARIEF HIDAYAT