TEMPO.CO, BANDUNG - Sunakim alias Afif menjadi salah satu terduga pelaku aksi teror di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016. Dibandingkan dengan pelaku teror yang lain, Afif merupakan sosok yang paling menonjol.
Sebab, ia tetap tenang meski disorot kamera dengan tetap menodongkan senjata laras pendek di tengah kerumunan masa. Hasil jepretan tersebut kini telah berserakan di media sosial.
Lantas, siapakah sosok Afif yang pada saat terekam kamera sedang menggunakan kaus hitam, bercelana jins, dan menggendong sebuah ransel?
BACA: Ciri Pelaku dan 11 Adegan Teroris Bom Sarinah
Berdasarkan informasi dari Kurnia Widodo, mantan narapidana kasus kepemilikan alat ledak kelompok Cibiru, Afif merupakan residivis kasus terorisme. Ia pernah mengikuti pelatihan bersenjata di Aceh sekitar tahun 2009-2010 di bawah kepemimpinan Abu Yusuf. Afif dan Kurnia pernah mendekam dalam satu sel saat menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. "Dia masuk penjara Cipinang sekitar tahun 2011," ujarnya.
Kurnia mengatakan, sebelum masuk penjara, Afif merupakan anggota dari kelompok Majelis Mujahidin Indonesia di Pamulang. "Pas masuk penjara Cipinang ia terpengaruh ISIS," kata Kurnia. Saat di Cipinang itulah Afif bertemu Aman Abdurrahman--yang mengklaim sebagai Amir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara--saat di dalam penjara.
SIMAK: BOM SARINAH, Inikah Sosok Si Pembunuh Berdarah Dingin Itu?
Afif adalah warga asli Karawang, Jawa Barat. Sebelum bergabung dengan ISIS, dia sudah memegang paham radikalisme. Ia sudah malang melintang di setiap pesantren di Karawang dan Subang.
Afif keluar dari penjara sekitar pertengahan tahun 2015. Saat di penjara, ia meninggalkan satu istri dan anaknya. "Afif ini orangnya ngeyel dan ngotot," ujar Kurnia.
Kurnia pun mengatakan kemampuan Afif dalam hal senjata dan bom sudah didapatkan saat ia bergabung dengan Abu Yusuf di pelatihan bersenjata di Aceh.
Afif dan empat pelaku teror lainnya tewas dalam serangan yang mereka lakukan di Jalan MH Thamrin kemarin. Mereka meledakkan bom di depan gerai Starbucks dan di pos polisi di seberangnya, serta menembaki sejumlah orang.
IQBAL T. LAZUARDI S