TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian sudah mengantongi sejumlah nama yang diduga terkait dengan pelaku peledakan bom di kawasan pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis kemarin. Komplotan pelaku serangan ini diduga berada di Kalimantan dan Sulawesi.
"Kami sedang melakukan penyisiran di tiga titik: Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Mudah-mudahan, dalam waktu dekat, kelompok mereka bisa ditangkap," ucap Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan, Jumat, 15 Januari 2016, di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Anton mengatakan masih belum dapat memastikan kelompok ini berafiliasi dengan kelompok teroris Poso, Sulawesi Tengah, yang dipimpin Santoso dan kelompok Solo, Jawa Tengah.
Menurut Anton, polisi mengendus jejak komplotan tersebut dari beberapa petunjuk di lokasi teror di Sarinah. Petunjuk dan bukti-bukti yang diperoleh tersebut didalami melalui deteksi dini dan bantuan teknologi.
Kamis kemarin, Anton juga menyatakan, dari jenazah para tersangka teror yang meninggal di TKP, polisi menemukan identitas yang melekat pada diri mereka. Tapi polisi enggan membeberkan identitas para pelaku dan barang bukti.
Menurut dia, data tersebut masih bersifat rahasia demi penyelidikan lebih lanjut. Ia hanya mengatakan para pelaku bom Sarinah mendapat perintah langsung dari Bahrun Naim, yang saat ini berada di Syiria.
Peristiwa ledakan kemarin mengakibatkan 31 orang menjadi korban, tujuh di antaranya tewas di TKP dan sisanya luka-luka. Dari tujuh orang yang meninggal tersebut, lima di antaranya diduga pelaku peledakan bom dan penembakan. Sedangkan dua lain warga sipil, masing-masing warga negara Belanda dan warga Indonesia.
EGI ADYATAMA