TEMPO.CO, Depok - Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono menyatakan ketiga warga yang tinggal di RT 5 RW 5 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, tidak terbukti terlibat dalam teror di kawasan Sarinah kemarin. Ketiga orang tersebut, yakni Syaiful, Isro, dan Sudirman, diciduk karena terkait dengan masalah keluarga.
"Ketiga orang tersebut tidak ada kaitannya dengan teroris dan jaringan ISIS," katanya, Jumat, 15 Januari 2015.
Ia mengatakan ketiga tersangka dilaporkan ke Polsek Cimanggis karena masalah keluarga. Syaiful bahkan dilaporkan anaknya sendiri, yang berinisial N. "Anaknya mengaku tidak diperhatikan. Bahkan sempat ada ancaman dengan senjata tajam," ucapnya.
Ketiga tersangka, ujar dia, sudah dibawa ke Polresta Depok dan dimintai keterangan. Bila tidak terbukti bersalah, ketiganya bakal dibebaskan. "Yang pasti, penangkapan tidak ada kaitannya dengan teror Sarinah dan ISIS," ujarnya.
Amelia, istri Isro, mengatakan polisi menangkap suaminya dan kedua kaka iparnya seperti menangkap teroris. Soalnya, puluhan anggota Densus 88 lengkap dengan senjata laras panjang dan tameng merangsek masuk dengan mendobrak pintu rumah. "Bahkan pintu rusak akibat didobrak," katanya.
Begitu anggota Densus masuk, sambil mengacungkan senjata, seisi rumah diminta tiarap. Isro adalah orang pertama yang disebut polisi. "Isro mana?" ucapnya, menirukan anggota Densus yang menyergap rumah orang tuanya. Mereka langsung menanyakan keberadaan Isro dan kedua kakaknya, yakni Syaiful dan Sudirman.
Setelah mengikat suami dan kedua kakak iparnya dengan kabel tis, polisi langsung menggeledah rumah orang tua Isro. Anggota Densus mengambil beberapa buku pengajian, 1 telepon seluler miliknya, 3 ponsel suaminya, 2 ponsel Syaiful, 1 ponsel sudirman, 2 laptop, celengan, dan garam. "Kami sudah diperlakukan seperti anggota teroris. Bahkan ada barakuda didatangkan," ucapnya.
Keluarga meminta polisi mengklarifikasi masalah ini. Soalnya, nama baik keluarga sudah tercoreng akibat tindakan polisi yang asal tangkap. "Kami minta klarifikasi. Sebab, kami tidak bersalah. Suami juga sudah bilang bahwa polisi salah paham," katanya.
IMAM HAMDI