TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang diduga teroris yang tewas dalam serangan teror di Sarinah kemarin merupakan residivis dari kasus radikalisme. "Kami menduga, di antara lima mayat yang diduga pelaku, kemungkinan dua orang adalah residivis kegiatan radikal serupa," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jumat, 15 Januari 2016.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Badroddin Haiti mengatakan orang residivis ini salah satunya memiliki nama alias Afif. Menurut Badrodin, Afif ditangkap pada 2010 dan diganjar hukuman penjara 7 tahun. "Itu masih kami periksa kembali, bagaimana dia bisa keluar," ujar Badroddin setelah salat Jumat.
Badrodin mengatakan Afif teridentifikasi sebagai pria dalam foto yang beredar, menggunakan kaus hitam dan celana jins biru. Ia juga membawa tas ransel berisi bom dan memakai topi hitam. Afif diduga pernah mengikuti pendidikan militer di Aceh.
Kepolisian masih enggan mengungkapkan identitas lain dari pelaku serangan teror yang tewas saat kejadian. Menurut Badroddin, saat ini mereka masih mengidentifikasi jenazah para pelaku di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. "Kan, kami harus benar-benar pasti, periksa DNA dan sidik jari juga," tuturnya.
Afif dan empat pelaku teror lainnya tewas dalam serangan yang mereka lakukan di Jalan M.H. Thamrin kemarin. Mereka meledakkan bom di depan gerai Starbucks dan di pos polisi di seberangnya, serta menembaki sejumlah orang.
EGI ADYATAMA