TEMPO.CO, Jakarta - Yohannes Antonius Maria, 48 tahun, warga negara Belanda yang menjadi korban teror bom di Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, masih menjalani operasi punggung di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
"Sekarang masih dioperasi. Tadi mulainya jam dua siang," kata Mursaleen, kerabat Yohannes, saat ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Kamis malam, 14 Januari 2016.
Mursaleen mengatakan Yohannes menderita banyak luka di beberapa bagian tubuh, antara lain badan, tangan, leher, dan punggung. Ia terkena ledakan bom saat berada di Starbucks.
Meski masih dioperasi, Yohannes telah melewati masa kritis. Mursaleen mengatakan sempat menerima kabar di Belanda bahwa kerabatnya itu meninggal. "Saya tidak percaya, kecuali kabar dari dokter," katanya.
Menurut Mursaleen, Yohannes sempat kekurangan darah akibat telat mendapat pertolongan. Beruntung, nyawanya masih bisa tertolong. Ada sembilan korban ledakan yang dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Di antaranya warga negara Aljazair dan Belanda.
AHMAD FAIZ