TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan menduga kelompok radikal ISIS ada di balik serangan teror di sekitar Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Kamis, 14 Januari 2016. Kecurigaan ini didasarkan pada adanya ancaman serangan yang dilakukan November 2015.
"Sementara dugaan kuat kami dari kelompok ISIS, karena sudah ada warning seusai kejadian teror di Prancis," kata Anton di gedung Divisi Humas Mabes Polri.
Ancaman itu disampaikan salah satu petinggi ISIS di Suriah. "Akan ada konser di Indonesia dan akan jadi berita internasional," ucapnya menirukan ancaman.
Anton juga menyoroti pelaku teror yang dianggapnya sangat terlatih. Serangan teror dilakukan pada pukul 10.55 WIB di depan kafe Starbucks dengan diawali serangan bom bunuh diri. Lima menit kemudian, serangan bom kembali dilakukan di pos polisi. "Hitungannya sudah menit," ujarnya.
Menurut Anton, polisi telah mengantongi identitas lima pelaku yang tewas. Namun ia enggan menjelaskan lebih detail. Ia hanya mengatakan mereka berwajah orang Indonesia. "Akan kami perdalam dulu," tuturnya.
Ia juga meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kejadian serangan teror tersebut. Menurut dia, Polri sudah berupaya maksimal dalam melakukan pencegahan. Penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 selama Desember lalu di berbagai daerah di Indonesia merupakan salah satunya.
Serangan ini, menurut dia, mengakibatkan lima pelaku teror tewas. Korban tewas lain adalah satu warga asing dan satu warga Indonesia.
EGI ADYATAMA
Intelijen Pantau 101 WNI Kelompok ISIS yang... oleh tempovideochannel