TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Saud Usman mengatakan para teroris memang sudah lama berniat meneror Indonesia. Mereka, kata Saud, hanya menunggu kesempatan. "Mereka sering katakan ada niat. Tinggal ada kesempatan atau tidak, seperti akan ada konser. Itu kan sudah niat," kata Saud di Istana Negara, Kamis, 14 Januari 2016.
Saud belum bisa menyimpulkan kelompok mana yang terlibat kejadian ini. "Tim sedang bekerja, BNPT, Densus 88, Intel, Labfor, dan tim yang lain," ucap Saud.
Dia membantah teror hanya menargetkan toko-toko milik asing. Menurut Saud, semua target bergantung pada kesempatan yang memungkinkan untuk diserang. "Di sini ada pos polisi dan Starbucks. Ada yang lagi makan, sarapan," ujarnya.
Menurut Saud, semua tempat berpotensi menjadi target sasaran, asalkan ada kesempatan. "Tim kita bekerja di lapangan untuk mengejar (pelaku) terus," tuturnya. Saud datang ke Istana untuk memenuhi panggilan rapat terbatas.
Akibat bom di Sarinah, Presiden Joko Widodo mempercepat kunjungan kerjanya di Cirebon dan Majalengka. Jokowi langsung bertolak kembali ke Jakarta dan menggelar rapat terbatas terkait dengan keamanan pada pukul 16.00.
Sejumlah ledakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis ini. Bom pertama meledak di kedai kopi Starbucks. Selanjutnya, ledakan kedua terjadi di pos polisi seberang gedung Sarinah di perempatan Jalan Thamrin-Jalan Wahid Hasyim. Tiga pelaku dan seorang polisi diduga tewas. Setelah itu, terdengar sejumlah tembakan di gedung Djakarta Theater.
TIKA PRIMANDARI