TEMPO.CO, Cianjur - Sejumlah rumah di Kampung Nanggela, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilanda banjir bandang. Dua rumah hancur dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Rabu, 13 Januari 2016 itu.
Dedi Suhendi, 58 tahun, pemilik rumah, menuturkan kedua rumah yang hancur adalah miliknya dan milik anaknya, Syamsul Romli, 36 tahun, yang terletak di pinggir Sungai Cikolot. Sungai kecil itu tiba-tiba banjir akibat tanggul yang membendung Sungai Cisarua di hulunya jebol.
"Saya lagi ngasih makan ikan. Tiba-tiba ada air hitam keluar dari sungai itu. Dalam hitungan detik, air besar datang. Barang-barang di rumah tidak bisa diselamatkan," ujar Dedi.
Dinding belakang rumah Dedi jebol, apalagi rumah Syamsul. Air menghancurkan bahan kayu dari rumah tersebut dan merendam rumah itu setinggi 50 sentimeter. "Motor, lemari, dan pakaian di rumah Syamsul semuanya terendam. Yang tersisa cuma yang dipakai," ujar Dedi.
Ada empat orang di rumah Syamsul ketika peristiwa terjadi, yakni Nia Kurniasih, 30 tahun, istri Syamsul, dan kedua anaknya, Muhammad Rafa, 1 tahun, Muhammad Rasa, 8 tahun, dan seorang anak tetangga, Farid, 8 tahun.
"Farid sempat terbawa arus sekitar 25 meter, beruntung bisa diselamatkan. Nia juga bisa ditolong dengan menggunakan tambang plastik karena arus sangat deras," ujarnya.
Menurut Dedi, jarak tanggung jebol dengan rumahnya sekitar 1,5 kilometer. Sungai Cikolot yang awalnya 1 meter itu berubah lebar menjadi sekitar 7 meter.
Kepala Kepolisian Resor Cianjur Ajun Komisaris Besar Asep Guntur Rahayu menuturkan rumah yang dilanda banjir itu tercatat tiga rumah. Satu hanya terendam, sedangkan dua hancur. "Tidak ada korban jiwa," ujarnya.
DEDEN ABDUL AZIZ