TEMPO.CO, Medan - Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Sumatera Utara Ramadhan mengatakan organisasi masyarakatnya sudah resmi bubar. Ia menjelaskan kepengurusan Gafatar di empat daerah di Sumatera Utara juga sudah membubarkan diri, yaitu Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Binjai.
Ramadhan menyebutkan pembubaran Gafatar di Sumatera Utara lantaran masyarakat menilai ormas itu sesat dan melenceng dari akidah agama. "Daripada dimusuhi masyarakat, kami memilih membubarkan diri," kata Ramadhan kepada Tempo, Rabu, 13 Januari 2016.
Surat pembubaran diri tersebut, katanya, disampaikan pada Rabu, 13 Januari 2016. "Meski sejak April 2015 kami sudah bubar," ucapnya. Ramadhan membantah adanya tekanan dari pihak tertentu agar membubarkan diri. "Kami membubarkan diri karena persepsi masyarakat yang keliru," ujarnya.
Ramadhan juga membantah tudingan bahwa tujuan organisasi Gafatar melenceng. "Kami tidak ingin mendirikan Negara Islam Indonesia seperti yang dituduhkan," kata Ramadhan.
Sejak berdiri pada 2012, Ramadhan berujar, Gafatar selalu mengadakan kegiatan untuk pemuda, di antaranya bermain di alam bebas, latihan kepemimpinan dan disiplin, serta berbagai kegiatan sosial seperti donor darah. Gafatar Sumatera Utara bahkan mendaftarkan diri secara resmi ke kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) masing-masing daerah.
Kepala Bidang Pembinaan Politik Dalam Negeri Kesbangpol Linmas Sumatera Utara Firdausi Hutasuhut mengatakan Kesbangpol Linmas menunggu surat resmi pembubaran diri Gafatar Sumatera Utara. Namun dia menyayangkan surat pembubaran diri baru akan diserahkan hari ini. "Kalau mereka sudah bubar sejak tahun lalu, meskinya segera melapor," kata Hutasuhut kepada Tempo.
Meski sudah bubar, Hutasuhut mengatakan pengajian Gafatar di tiga daerah, yakni Kabupaten Langkat, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang, akan diawasi Kesbangpol Linmas dan petugas intelijen.
SAHAT SIMATUPANG