TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta masyarakat berpikir rasional sehingga tidak mudah percaya pada ajaran yang disampaikan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). "Kami diminta memantau hal yang berkaitan dengan Gafatar oleh Presiden karena ini meresahkan," ujar Pramono di Istana Negara, Rabu, 13 Januari 2016.
Presiden Joko Widodo, kata Pramono, meminta semua pihak yang berwenang mendalami sepak terjang Gafatar. "Apakah ada latar belakang, paham-paham ideologi tertentu, kepercayaan tertentu, ataupun tujuan tertentu. Ini yang sekarang sedang didalami," ucapnya.
Menurut Pramono, Jokowi juga meminta Kepolisian RI mendalami dan mencari data selengkap-lengkapnya mengenai Gafatar. Adapun Gafatar ramai diperbincangkan setelah dikait-kaitkan dengan hilangnya sejumlah orang, di antaranya dokter Rica Tri Handayani. Rica menghilang di Yogyakarta sejak 30 Desember 2015.
Dokter muda ini akhirnya ditemukan polisi di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Kemudian polisi membawanya kembali ke Yogyakarta pada Senin lalu.
Di Surabaya, mahasiswa bernama Eri Indra Kausar meninggalkan rumahnya di Jalan Suripto, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, sejak empat bulan lalu. Eri sempat memberi kabar kepada keluarganya melalui pesan pendek bahwa ia bergabung dengan Gafatar.
TIKA PRIMANDARI