TEMPO.CO, Sleman - Dalam dua hari ini, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan banyak laporan orang hilang. Sedikitnya, sudah ada enam laporan orang hilang yang melibatkan 16 orang hilang atau menghilang. Di antaranya diduga ikut eksodus Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Sejak tadi malam, sudah ada enam laporan dan yang dilaporkan hilang ada 16 orang," kata Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti, Selasa, 12 Januari 2016.
Jumlah orang yang hilang memang lebih banyak dari laporannya. Karena satu laporan ada yang terdiri dari lima orang, yaitu satu keluarga yang meliputi suami, istri, dan tiga anak mereka.
Keluarga yang berasal dari Jalan Mataram, Danurejan, Kota Yogyakarta, itu awalnya pamit akan pergi ke Prancis. Namun, sebulan lalu, mereka justru ke Pangkalan Bun. Alasannya ingin bertani. "Tapi setelah itu mereka tidak bisa dihubungi sampai sekarang," kata salah satu pelapor, Sudarmi, yang kehilangan anak, menantu, dan tiga cucunya.
Bahkan, Sudarmi mengungkapkan, sebelum anak dan menantunya itu pergi, minta apa pun diberikan. Setelah tidak bekerja di Pertamina, anaknya pernah meminta sepeda motor Harley Davidson. Permintaan itu ia kabulkan. Tidak lama, anaknya kembali meminta uang Rp 50 juta. Ternyata anak dan menantunya justru pergi ke Kalimantan dan menghilang. "Minta apa pun saya kasih, tapi kok sampai saat ini tidak ada kabar," kata Sudarmi.
Ada juga yang melaporkan Liatiati, 54 tahun, warga Mlati, Sleman. Ia melaporkan anaknya yang bernama Faza, 27 tahun, alumnus Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta.
"Pamitnya bekerja ke Kalimantan," kata Liatiat. Anaknya itu meninggalkan Yogyakarta sejak 11 Desember 2015. Hingga kini, Faza juga hilang tanpa kabar.
MUH SYAIFULLAH