TEMPO.CO, Jakarta - Muhaemin, 45 tahun, pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak, Banten, sudah 2,5 bulan menghilang dan tak masuk kerja. Warga Desa Rangkasbitung Timur itu menghilang bersama dua adiknya yang sudah berkeluarga, Halimah, 40 tahun, berikut suami dan lima anaknya. Juga Nandar, 35 tahun, dengan istri dan dua anaknya.
"Kami sudah mendatangi kediaman Muhaemin dan bertemu dengan orang tua serta mertuanya," kata Muklis, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak, Senin, 11 Januari 2016.
Muhaemin adalah anggota Gabungan Fajar Nusantara (Gafatar) yang bolos kerja 2,5 bulan. Muklis pun mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke Bupati Lebak dan Badan Kepegawaian Daerah. "Sudah kami laporkan," ujar Muklis.
Seharusnya, Muhaemin bisa dikenakan sanksi berat hingga pemecatan sebagai ASN (aparatur sipil negara) jika terus meninggalkan pekerjaannya.
Menurut dia, dalam keseharian, Muhaemin mengerjakan tugas dengan baik, bahkan ia dipercaya sebagai bendahara. Karier Muhaemin, yang kini berstatus ASN dengan golongan II D, cukup bagus karena ia awalnya hanya bertugas sebagai pemelihara jaringan irigasi.
Namun, berkat kerjanya yang bagus, ia diangkat menjadi ASN sekitar tahun 1990-an. Bahkan, pendidikan Muhaemin saat diangkat menjadi ASN hanya lulusan SD, tapi dia terus mengejar ketertinggalan hingga menempuh predikat sarjana (S-1). "Kami berharap ia bisa bekerja kembali dan meninggalkan Gafatar," tutur Muklis.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lebak Edi Wahyudi mengaku sudah menerima laporan Muhaemin, seorang pegawai Dinas SDA setempat yang meninggalkan pekerjaan. Muhaemin, yang merupakan anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar yang menghilang tanpa pesan, kemungkinan bisa terancam diberhentikan sebagai ASN. "Kami akan menindak tegas hingga pemberhentian sebagai ASN jika ia meninggalkan tugas selama tiga bulan," ucap Edi.
Sakib, 83 tahun, warga Desa Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan selama ini tiga anaknya dan sepuluh cucu sulit dihubungi sejak menghilang dua bulan lalu. Tiga anaknya, Muhaemin, 45 tahun, Halimah (40), dan Nandar (30), menghilang setelah bergabung dengan Gafatar. Kepergian anak-anaknya itu tanpa sepengetahuan dirinya, tetangga, maupun keluarga lain.
"Kami bingung, tiga anak itu menghilang tanpa kabar berita dan sulit dihubungi," katanya.
ANTARA