TEMPO.CO, Jakarta - Aksi protes terkait agenda pelantikan Ade Komaruddin sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat tak berlangsung lama. Rapat paripurna DPR siang ini terus melanjutkan agenda tersebut.
Agenda pelantikan Ade sempat diwarnai hujan interupsi. Sejumlah anggota dewan menyarankan agar pelantikan Ade ditunda hingga konflik kepengurusan di partai Golkar, sebagai partai pengusung, mereda.
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, awalnya mengakomodasi usulan dari para koleganya. Namun usulan itu tak mengubah agenda pelantikan lantaran telah disepakati dalam rapat pengganti Badan Musyawarah.
Sikap itu kontan menuai reaksi ulang. Anggota Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul bahkan terpaksa menghampiri podium untuk bersuara. "Alangkah baiknya jika jabatan itu sementara diserahkan pelaksana tugas," katanya.
Suasana gaduh itu mulai mereda setelah Sekretariat Jenderal menyiapkan perlengkapan prosesi pelantikan. Apalagi setelah Ketua Mahkamah Agung, Hatta Ali, masuk ke ruang sidang mengenakan toga kebesarannya.
Usai pelantikan, Akom, panggilan akrab Ade Komaruddin, mengaku akan menjalakan tugas sebai-baiknya. Ia menyadari tugas kelembagaan DPR belakangan ini jauh merosot di banding periode-periode sebelumnya.
Menurut Akom, minimnya produktifitas dewan ikut dilatari oleh kegaduhan yang tidak perlu. Akibatnya "Di periode lalu kita hanya bisa menyelesaikan tiga produk legislasi, plus 14 UU kumulatif terbuka," katanya.
Untuk mengejar target kelembagaan dewan, Akom mengaku akan menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan para koleganya di semua fraksi. "Tidak ada yang sulit jika kita mau bekerja sama," kata dia.
RIKY FERDIANTO