TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Ade Komarudin akan fokus meningkatkan produktivitas DPR dalam membuat produk legislasi dengan mengajak seluruh anggota legislatif mewujudkannya.
"Tahun 2015, DPR hanya menghasilkan tiga undang-undang. Ini harus dievaluasi dan menjadi instrospeksi sehingga ke depan harus lebih produktif," kata Ade dalam pidato perdana pada Rapat Paripurna DPR di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin, 11 Januari 2016.
Menurut Ade, fungsi legislasi DPR menjadi sorotan masyarakat karena mengalami kemerosotan dari segi jumlah. Ada mengaku sudah mengetahui bahwa kurang maksimalnya kinerja produk legislasi itu disebabkan energi anggota DPR terkuras dalam kegaduhan.
"Dalam pembuatan undang-undang bukan hanya tugas DPR, tapi juga pemerintah. Sehingga koordinasi dan komunikasi keduanya harus ditingkatkan," ujar Ade Komaruddin.
Ade menegaskan, dengan kebersamaan antara pimpinan DPR, pimpinan fraksi di DPR, dan seluruh anggota, maka produktivitas bisa meningkat. Ke depan, komunikasi yang dibangun bukan hanya formal, ta[i juga informal agar tak ada kecurigaan dan tak ada batasan.
"Saya tidak boleh memikirkan hanya satu partai saja, melalui komunikasi yang baik dan komitmen bersama, saya yakin semua masalah bisa diselesaikan," kata Ade, yang posisinya menggantikan Setya Novanto.
Menurut Ade, dalam hal tugas pengawasan, DPR menampung aspirasi masyarakat. DPR ingin melakukan pengawasan secara konstruktif. "DPR ingin memberi jalan keluar bagi pemerintah terhadap suatu masalah, yaitu menyampaikan kritik dan memberikan solusinya."
Pelantikan Ade sebagai Ketua DPR mendapat persetujuan semua fraksi. Terdapat dua nama yang diusulkan Golkar untuk posisi Ketua DPR, yaitu Ade Komarudin dari kubu Aburizal Bakrie dan Agus Gumiwang Kartasasmita dari kubu Agung Laksono.
Kubu Agung Laksono meminta pimpinan DPR menunda pelantikan Ketua DPR yang baru hingga kekisruhan di tubuh Golkar selesai. Permintaan itu tak dipenuhi dan Ade Komaruddin tetap dilantik menjadi Ketua DPR.
ANGELINA ANJAR SAWITRI | ANTARA