TEMPO.CO, Bandung - Detasemen Khusus Anti-teror 88 Markas Besar Polri mencokok tiga orang terduga teroris di Jakarta Utara dan Kabupaten Bandung pada 8 dan 9 Januari 2016. Diduga tiga orang itu adalah kelompok pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Diduga mereka terkait kelompok Solo, juga ada kaitannya dengan pelaku tindakan terorisme di Bekasi," ujar Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jendral Polisi M. Taufik kepada wartawan di Bandung, Ahad, 10 Januari 2016.
Ketiga terduga teroris yang ditangkap tersebut berinisial MS, AA, dan AS. MS sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik sepatu di Jakarta Utara. Dia dibekuk di wilayah Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, pada tanggal 8 Januari 2016. Sementara AA dan AS ditangkap di Ciwidey, Kabupaten Bandung keesokan harinya. "Selebihnya masih kami kembangkan," ujar Taufik.
Dari hasil penangkapan tersebut, tim Densus 88, Polda Jawa Barat, dan anggota Komando Daerah Militer III Siliwangi melakukan penggeledahan di rumah MS di Jalan Mengger Girang, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Ahad sore, 10 Januari 2016.
Penggeledahan berlangsung selama kurang lebih dua jam. Dari hasil penggeledahan di rumah berukuran 2X 6 meter tersebut, Densus 88 membawa sejumlah barang di rumah yang didiami keluarga istri MS.
Kepala Seksi Intel Kodim 0618/BS Kodam III Siliwangi Kapten Infantri O. Suharto mengatakan, MS merupakan target operasi tim intel Kodam III Siliwangi sejak bulan November 2015. Ia mengatakan, sudah dua bulan pihaknya mengintai MS berkaitan dengan keterlibatan dia dengan kelompok ISIS. "Ini awalnya keresahan dari keluarga. Karena istrinya pernah diajak gabung ISIS. Istrinya nggak mah. Lalu melaporkan MS ke kami (Kodam III Siliwangi)," ujar Suharto.
Suharto mengatakan, di dalam rumah MS ditemukan sejumlah barang berupa cairan kimia, surat-surat dan buku yang berisikan semangat jihad. Selain itu, pihaknya menemukan bendera ISIS. "Selama kurang dari dua bulan melakukan pendalaman, setelah mendapatkan info yang akurat, baru kami laporkan ke Polrestabes Bandung," ujar dia.
Sementara itu, menurut adik dari istri MS, Iis, mengatakan, MS jarang pulang ke rumah istrinya di Bandung. Indikasi MS bergabung dengan ISIS sudah terlihat sejak 4 tahun yang lalu. "Saat itu anaknya baru berusia 3 tahun," kata Iis.
Namun, Iis mengatakan, tak pernah mendengar kabar MS pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Hanya saja, ia pernah menguping pembicaraan MS saat sedang menelepon. Ia dengar, MS pernah mengatakan tentang Suriah.
Selain menggeledah rumah MS, Densus 88 beserta Polda Jawa Barat menggeledah kediaman AA dan AS di Kabupaten Bandung. Kini ketiga terduga teroris tersebut telah ditahan oleh Polisi.
IQBAL T. LAZUARDI S